9.11.00

AYAhkU di bAGhdAd 3

IJINKAN ANANDA MENGENANGMU


Sebelum mengenang beliau, sebenarnya ada sesuatu yang tertinggal,agar semuanya nyambung aku akan perkenalkan dahulu diriku, siapakah “Aku” yang aku tulis disini? Kumohon untuk tidak terlalu serius, karena imej “siapakah aku?” cocok untuk semua intonasi,pernah juga aku tanyakan kepada keluarga, siapakah aku? Jawabannya, kata nenek kamu anak ke 200 yang terlahir tanpa tangis, kalau Emak jawab.. kamu tuh, anak yang serba dua, namamu dua, orang tuamu dua dan terlahirpun duakali, lho kok bisa? Bagaimana?

Kenyataannya, cerita inipun aku persembahkan untuk mengenang Bapakku yang kedua, jadi aku?… 22 tahun yang lalu aku terlahir disebuah daerah bernama kampung serigala -nanti ada cerita khusus tentang kampung serigalaku itu dan keberadaan kami disana-, waktu itu pagi hari aku terlahir setelah seminggu lamanya ibuku berjuang keras melahirkanku, disana belum ada bidan , belum ada dokter, belum ada mantri sekalipun, yang ada hanyalah isu kalau rumah telah dikepung jin-jin jahat, kelebat dan bayang-bayang misterius telah terlihat di setiap sudut rumah yang remang,

jadi dengan cara tradisonal itulah aku dilahirkan, akhirnya terlahirlah aku, dengan semua ketubanku, tanpa tangis.. karena masih terbungkus… yang ada semua bingung, bagaimana cara mengeluarkannya? Bulat… terbungkus, akhirnya setelah berfikir lama.. neneku mengambil inisiatif untuk membelah ketuban yang membungkusku dengan biji padi yang tajam, setelah semua setuju.., dan mulailah dicoba…. Bismillahirahmanirrahim….sreeet… dibeset, barulah aku terlahir… yang kedua kalinya dan baru bisa menangis…… , waktu itu jelang pagi, dalam peluh itulah nama pertamaku kudapat.. sang “penyambut mentari”…
bersambung ... maaf gw males ngetiknya tuh ...

AYAhkU di bAGhdAd 2

JIN DAN JUS


Perkenalanku dengan seorang Kiayi « unik » begitulah aku menyebutnya, bukan pertemuannya yang unik, tapi emang kiayinya yang sudah unik terlebih dahulu, aku memanggilnya demikian karena selain mampu berbreak-dance ala las kecup,juga karena kezig jagannya dalam mengekploitasi hukum « ya atau tidak » ketika berhadapan dengan orang yang dia kenal, tidak terkecuali denganku… ah..udahlah, tidak perlu kita umpat, karena yang dapat menilai lurus dan tidaknya amal itu hanya yang diatas, dialah yang maha tahu segala yang ada dilubuk kita, bukankah syarat masuk surga itu hanya satu, sebanyak apapun amal, serajin apapun ibadah dan sebesar apapun pahala yang kita miliki, aku rasa tidak cukup untuk membeli Sorga, yang tentu harganya « sudah pasti mahal », bukankah semakin banyaknya permintaan pasar dan langkanya barang, otomatis akan menaikan harga ?…. astagfirullah kalau aku salah, hanya yang aku ketahui dari kitabNYA bahwa di Sorga itu tidak berlaku hukum gossen, tepatnya gossen dua, karena semua pemuas kebutuhan setelah mencapai puncaknya tidak akan kembali kebawah kurpanya, kita akan selalu dalam puncak kepuasan, tidak ada yang kelaparan disana juga tidak ada yang mual-mual karena kebanyakan makan…. Wawllahu ‘alam……

Lalau… hubungannya dengan jin dan jus dimana ? oh, iya terlalu kepanjangan pembukaannya, sebenarnya aku hanya ingin memperkenalkan kiyai tsb saja, hubungannya tentu antara aku dan kiayi unik tadi,… ringkasnya begini..suatu hari aku curhat sama pak kiyai tadi, kataku, pak kiayi… aku « semasa bapak masih ada », kalau aku terserang sakit, apapun jenis penyakitnya, bapak selalu memberikan segelas Jus, warnanya kemerah-2han, wangiiii banget, didalamnya ada gulungan kertas, tapi kadang- kadang hanya air putih saja dan alhamdulillah sembuh, bahkan kebiasaanku juga, aku selalu dimandiin asap kemenyan apalagi menjelang ujian dan semua barang-barang yang aku pakai tidak lepas dari sensornya, misalnya minyak wangi, minyak rambut, bahkan kamar yang akan aku pergunakan juga, pernah aku sempat ngambek sama bapak karena harus berkeliling mengelilingi kamarku di DU « darul ulum » yang ekstra gede itu….dengan membawa bakaran kemenyan, pertanyaanku buat pak kiayi… bagaimana seeh pandangan pak kiayi mengenai masalahku ini ? jawaban yang aku dapati sangat sederhana … sembari senyum pak kiayi bilang… jus itu ada jinnya, jadi kamu telah meminum jin,terbukti disana ada maharnya kertas dan tinta ja’faron, dan disana ada asap yang sering dipergunakan orang sebagai penghubung dua alam…

Mendengar itu, sepontan aku terperanjat kaget bukan main, makin banyak pertanyaan yang muncul, bercandakah dia ? lalu kalau disetiap gelas ada jinnya, sudah berapa ratus jin yang aku minum? Karena yang aku minum bukan segelas dua gelas… lalu kalau secara hitung hitungan perkalian, bukan aku saja yang diberi minuman jus itu, banyak sekali orang-orang yang datang kepada bapak ,jadi segitu banyak bapak punya jin yang bisa jadi jus ? saya rasa pertanyaan ku terlalu polos… pak kiayi… yang ingin aku ketahui saat ini, apakah hukumnya ini semua menurut islam ? dan kalau benar ada jinnya, bagaimana cara mengeluarkannya kembali ? em… sekarang mimik pak kiayi sedikit serius.. begini, kalau kita meminta pertolongan secara ghaib kepada selain allah, saya rasa kamu sudah tahu sendiri hukumnya, namun jika itu semua hanyalah perantara,yang pada dasarnya permohonan itu ditujukan kepada yang diatas, dan jin itu hanya sebagai media meditasi.. itu yang masih ada perbedaan….ukh… sambil menghembuskan nafas panjang, pak kiayi mengakhiri dengan pesan… ikutilah cerita ini sampai tuntas, niscaya kamu akan menemukan sendiri jawabannya…..

Oke.. redaku dalam hembusan nafas panjang juga, jawaban sementara pak kiayi itu sudah bisa sedikit menenangkanku, karena yang aku harap « masih ada perbedaan »itu bermakna baik buatku juga buat bapakku.. nanti diakhir, dan walaupun itu beralamat tidak baik bagi kami, kami hanya mampu berserah diri diharibaannya, memohon ampun « astagfirullah…astagfirullah…astagfirullah, ya allah ampunilah dosa kami semua, yang secara disadari atau tidak disadari telah berpaling darimu, kami mohon keridoanmu diatas segalanya… amien.. »

Eh, be-te-we… khan diatas tadi ada satu syarat untuk masuk Sorga, apaan tuh? Ya, kalau dalam kalimat panjangnya, syarat masuk sorga adalah menghilangkan rasa curiga kita bahwa kita tidak akan mampu untuk memasukinya sehingga dapat merubah niat ibadah kita dari karena Allah menjadi karena Sorga “hati-hati disini kita telah meletakan sorga diatas segalanya” beribadahlah karena Allah karena Dia Maha tahu bahwa umatnya tidak akan mampu membeli Sorganya, serahkanlah segalanya padaNya, dan kalau dengan kalimat hematnya, syarat masuknya itu adalah keridhoan Allah, kalau Allah telah ridho kita untuk masuk sorganya,niscaya kita akan masuk,dengan sekecil apapun amalan kita.

Ya Allah… anugrahkanlah keridhoanmu untuk kami dan Bapakku,agar beliau bisa berada di Sorgamu bukan di Bagdhad seperti yang dielukan orang….amien.

AYAhkU di bAGhdAd 1

AKU DAN DUNIA SERBA UNGU


Kutuliskan ini, setelah semua itu pergi, entahlah…kehadiranmu dan kepergiannmu hanyalah menyisakan kenang, dipeluh keringat dingin malam…aku, yang selalu engkau bawa keduniamu itu, sama sekali tidak selera lagi tidur sampai malam meninggalkanku, rentang waktu jelang subuh itulah yang sering aku buat untuk merenung…kenapa engkau selalu bawa aku kesebuah alam yang sama sekali miskin warna ? « ungu… » warna itulah yang selalu aku rindu dalam keabsenannya dan sekaligus aku caci setelah kehadirannya.

Terus terang aku terpesona dengan dunia itu, andai perjalanan menujunya tidak menyakitkan, tanpa engkau jemput pun aku mau jadi warga sana, asalkan bisa pulang lagi keduniaku tanpa engkau antar,namun…seakan-akan ajakanmu selalu terasa menyakitkan, dan itulah yang menyebabkan aku selalu menolak dan melawan kekuatan duniamu itu walau bersama peluh dingin dan.. sama sekali hilang kekuatannku,selain hanya bisa menyenderkan badan didinding dengan mata kosong,atau berjalan gontai menuju tengah lapangan DU « darul ulum » yang sepi dengan selimut melilit dibadan, lalu diatas meja depan asrama Putri..aku bengong kosong juga…hanya dua kerjaanku itulah yang seolah aman dari kejaranmu…

Dimesjid, dalam duduk wiridkupun engkau datang seolah menyergapku dari belakang lalu memaksaku untuk berbaring lemas..dan mulailah dunia ungu itu remang terbayang,
Di kelas, ketika aku duduk diatas kursi, engkau masih bisa datang dengan mendorongku bersungkur diatas meja.. tanpa daya, dan dunia ungu itupun datang..Dikamar dijelang aku tidur itulah waktu paling sering engkau datang, pernah sekali engkau datang seperti sebuah kaki yang sangat besar,lalu menginjak badanku, pernah juga seperti tangan yang besar lalu mencekik leherku,pernah juga seperti diikat oleh ikatan yang sangat kuat,juga pernah seperti ditindih oleh beban yang sangat berat..yang tidak terlihat,namun aku bisa mendorongnya dengan sekuat tenaga..sampai lemas…lalu mulai dunia ungu itu berbayang,( oh..ya, seperti disebuah hutan yang berpohon aneh tinggi dan semua warnanya ungu ).yang paling sering lagi,engkau hadir ketika aku ditengah mimpi.. lalu bawaku pergi…untuk melihatmu sejenak,lalu engkau kagetkan aku,untuk berbangun,menghabiskan malam dengan berbengong, sendiri…

Doa’-doa, bisa kupanjatkan, ayat keayat bisa ku bacakan,dalam keadaan « sepaneung »-begitulah aku menyebutnya- hanya hembusan napas yang sangat kuat dan panjanglah yang mampu memisahkan kembali dari dunia itu,ah.. alhamdulialah lah..aku masih bisa bernapas, dan paru-paruku pun sudah beranjak kering,waktu itu sering aku berandai…. « mungkin… aku akan jadi resmi warga sana,setelah aku tidak bernapas lagi, karena hanya itulah yang selama ini bisa membebaskanku » padahal…. « ini juga mungkin » sekarang aku menganggapnya beda, karena dunia ungu itu sepertinya dunia yang berada ditengah –tengah, yang pada kesempatan itu, tidak ada lagi do’a, ayat dan toubat yang berlaku…seperti, antara hidup dan mati, antara hayat dan kiamat, dan… antara sesuatu lainnya yang bisa menggabungkan dua alam, begitu juga dunia unguku itu.

Ah…entahlah,aku tidak bisa mengakhiri tulisan ini,walau hatiku bangga bisa mengakiri pertemuan dengan duniamu itu,karena engkau selalu meninggalkan sebuah tanda tanya bagiku, dan benda yang sangat berat itu, biasanya aku dapatkan setelah terjaga, hanyalah seekor kecoa kecil,atau seekor cecak,dan bahkan hanya sebatas semut yang numpang lewat diatas perutku… tapi mengapa seberat itu ? atau mereka hanyalah kambing hitam,yang selalu aku bunuh setelah aku sadar,karena jika aku kembali berbaring,engkaupun datang lagi dengan cara yang lain.

Oh.. itu hanyalah sebuah « eureup-eureup » saja, dan enggak bahaya kok, ketika aku tanyai seorang kiayi masalah itu, sekarang….tinggalah bagimu untuk beribadah yang benar, nanti juga akan hilang sendiri.em…itu hanya ulah jin kuniahmu yang masih mau begadang ketika engkau mau tidur..jadi disana ada pertikaian tarik-menarik arwahmu, kata bapak angkatku yang suka dipanggil orang bisa itu, oh.. itu hanya efek dari ketidak lancarannya darah yang menuju ke sel motorik otak, yang disebabkan oleh kurangnya oksigen diparu-2, sehingga menyebabkan rasadibawah sadar…dan biasa datangnya, kalau keadaan tubuh sedang cape..atau lemah, menjelang tidur..kata seorang dokter.

Lalu….apa dengan dunia ungu itu ? sekarang dia telah tiada lagi, padahal ibadahku jauh dari benar,juga sikapku enggak pernah sejalan dengan jin kuniahku itu,dan badanku juga sering cape dan lemah..mengapa tidak ada lagi dunia unguku itu,maaf…bukan aku berharap dia hadir kembali…tetapi,akankah jarak dan waktu, bisa memisahkan masa yang mempunyai energi yang bersifat tarik-menarik ?