19.8.08
Memanjat Pinangkah kita
Veteran Pas Ki Bra
kisah ini tentang sahabat saya, yang sengaja saya persiapkan kisah ini untuk reuni nanti ketika kami sudah lansia, hehehe... ide ini muncul dari lelucon antara kami bertiga selepas upacara HUT-Kemerdekaan RI ke-63 kemarin.
waktu itu saya bilang ke dia "saya bangga memiliki sahabat yang sudah menaikan bendera sang saka merah putih sebanyak lima kali berturut-berturut di HUT-Kemerdekaan RI". bagi saya orang seperti dia tidak ada alasan diragukan lagi rasa nasionalismenya dan perasaan bangga saya ini bukan sekedar lelucon, ini murni dari hati dan tentunya sebagai ucapan selamat dan merdeka!! kepadanya.
yang menjadi lelucon, sahabat saya satunya lagi nimbrung komentar " elo nih... entar kalau udah tua gw nobatkan sebagai veteran pas-ki-bra, wajib hukumnya, ini rekor muri soalnya enggak ada jendral satu pun yang sampai lima kali menaikan sang saka di event terpenting negara kita, bahkan SBY berdosa sama arwah pejuang kalau enggak ngasih penghargaan sama elo". hahahaha....
semua yang dengar pun ikut tertawa, walau akhirnya semuanya hening mendengarkan curhat sang calon veteran tadi, mau tahu curhatnya?... sungguh sangat dilematis, singkat abis dan dramatis. coba deh baca:
" jangan bilang veteran perang, jangan bilang nasionalis, jangan bilang merdeka, kita hanya makhluk tuhan yang baru mampu menghormati veteran perang dengan ceremonial saja, kita baru memakai nasionalis untuk ajakan upacara dan kita berteriak keras merdeka dengan membelenggu kemerdekaan" .
mendengar demikian, jujur hati saya bertepuk tangan, walau ekspresi keluar hanya menelan ludah dan menarik napas panjang, mungkin itulah curhat terdalam pertama yang saya dengar penuh dengan makna kebangsaan layaknya para orator kampanye partai politik dengan spontanitasnya.
memang sih, kalau melihat keadaannya sahabat saya satu ini sama sekali belum ada titik terang kehidupanya, hidup hanya mengandalkan dari usaha kecil-kecilan berdagang, mungkin untuk menghidupi kesehariannya pun sangat tidak mungkin, maka wajarlah ketika pertama kali dulu diajak ikut paskibra dengan berimingkan sertifikat dan sahabatnya, dia langsung oke, walau ada sesuatu hal yang menjadikan sesuatu itu tidak jadi, tapi kalau udah urusan bangsa dan negara perang melawan belanda kembali pun dia siap.
bahkan pernah dulu ketika paskibra ketiga kalinya, negara sudah menjanjikan sejumlah dana padanya, tapi tidak jadi diberi, sempat dia mau protes dan bawa mahasiswa berdemo, hanya waktu itu kami menahanya, enggak usahlah, enggak bagus kedengerannya, yang penting kita telah menjalankan kewajiban kita, jika ada hak yang tidak sampai kepada kita itu bukan dosa kita.
sebagai saksi sejarah saya hanya mau mencatat saja, karena ketiadaan sertifikasi menjadikan
kami sebagai juru kisah nanti kepada anak dan cucunya, ceile...yang pasti saya bangga dengan rekan sekalian yang telah ikhlas membantu negara dengan tanpa mempersoalkan tanda jasa, kalaupun negara terlalu sibuk untuk sekedar menghormati para veteran, atau bahkan tidak mampu membayarnya, saya sebagai warga negara yang akan menghargai jasa kalian semua dengan tidak melupakannya.
kalau urusan hutang negara padanya, itu diselesaikan saja dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, soalnya ini akan masuk rekor muri lagi, bagai manapun juga negara lho yang berhutang sama sahabat saya... hahaha, bukan besar dan kecilnya nominalnya tapi ini sangkutannya negara, berarti kita semua yang berhutang, oke, akhirnya dengan serak saya akan berteriak merdeka!!!
Subscribe to:
Posts (Atom)