21.10.05

Menuju Fitrah

Menuju Fitrah

Rasullulah s.a.w bersabda :

« Bukanlah hari raya itu bagi mereka yang berpakaian baru melainkan raya itu bagi mereka yang taqwanya bertambah ».

Insya Allah kurang lebih seminggu lagi ramadhan akan berakhir , hari-hari indah yang penuh dengan rahmat, berkah dan maghfirah itu pun akan meninggalkan kita, itulah sebuah bukti bahwa untuk sebuah kebahagiaan ilahi satu bulan bukanlah waktu yang lama. Maha besar Allah yang telah memberikan kepada kita bulan suci Ramadhan, bulan pahala, bulan pembebasan dari dosa-dosa dan bulan untuk pemberdayaan rohani dan jasmani.

Ibarat kendaraan bermotor sebulan penuh itu kita telah di-tune-up, di-spoorting, dan di-balancing, supaya lancar dalam pengembaraan kehidupan sehari-hari kita selanjutnya, dan pada bulan-bulan lainnya kita juga akan berada dalam keadaan setabil, sampai kita dipertemukan dengan bulan puasa kembali. sebenarnya tanpa kita sadari akhir bulan suci ini adalah awal kesucian kita, kita akan dilahirkan kembali, menjadi fitri untuk menjalani hidup ini, yaitu kehidupan yang penuh dengan esensi puasa dan zakat atau dalam kontek lain hablumminallah wa habumminanas, inilah hikmah disyariatkannya zakat fitrah sebagai penutup ramadhan.

Dalam hadis yang bersumber dari Ibn Abbas menerangkan bahwa zakat fitrah diwajibkan untuk lebih meningkatkan kesucian dan kebersihan jiwa orang yang berpuasa, disamping untuk memberikan makan dan menyenangkan hati orang-orang miskin . (HR Abu daud dan Dar Quthni). Dalam perspektif ini bahwa puasa, hari raya dan zakat fitrah adalah ibadah yang tidak bisa dipisahkan, sekaligus ibadah zakat fitrah di sini menjadi simbol yang menunjukan bahwa seseorang telah kembali kepada fitrah, yaitu fitrah kemanusiaannya yang sici dan bersih.

Secara etimologi Fitrah berasal dari kata Fathara dengan dua makna. Pertama, fitrah berarti asal kejadian atau awal kejadian manusia yang suci dan bersih. Menurut imam al ashfahani kejadian manusia yang fitrah itu berwujud potensi atau kecenderungan yang amat kuat dalam diri manusia untuk mengenal dan beriman kepada Allah. Dengan kata lain fitrah disini adalah iman dan tauhid. Ini berarti, setiap orang menurut fitrahnya adalah bertuhan dan mengesakan Tuhan seperti yang diterangkan Allah dalam Al Quran surat al A’raf ayat 172.

Kedua, fitrah berarti terbelah atau terbuka. Menurut arti ini dapat dipahami bahwa zakat fitrah berarti zakat untuk berbuka atau makan bagi orang miskin. Sedang Idul fitri, berarti kembali berbuka, atau tidak berpuasa yaitu kembali kepada posisi normal dalam memenuhi kebutuhan jasmani dan rohaninya secara seimbang.

Sayyid Qutub membagi fitrah itu kepada dua macam. pertama, Fitrah manusia, yaitu kecenderungan yang ada dalam diri manusia untuk selalu menuhankan Allah dan berpaling kepada kebenaran. Kedua, fitrah agama, yaitu wahyu atau ajaran Allah yang disampaikan kepada para nabi untuk menguatkan dan mendukung fitrah manusia diatas.

Kedua macam fitrah itu diciptakan oleh Allah dan bersumber dari Allah, karena itu, katanya antara fitrah manusia dan fitrah agama tidak pernah bertentangan, keduanya seiring sejalan, jika manusia menyimpang dari fitrah kemanusiaannya, maka hanya agamalah yang dapat meluruskan dan mengembalikan manusia ke fitrahnya itu. Inilah makna dari firman Allah : Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Al-Rum : 30)

Di bulan ramadhan, kedua macam fitrah tersebut menjadi jelas implikasinya yaitu puasa mendorong kembali manusia agar menjadi manusia yang sesungguhnya, yaitu manusia yang sepenuhnya menyadari aturan hidup, mengikuti kecenderungan nuraninya yang fitri serta memegang teguh ajaran dan petunjuk Allah, inilah manusia Taqwa yang memang ingin dilahirkan melalui ibadah puasa ramadhannya.

Ilustrasi Dr. Yusuf Qordowi dalam bukunya al-Khashaaish al-Amah li al-Islam tentang fitrah manusia yang berawal dari kosong, haus dan dahaga. Lalu, ia berusaha mengharap (menemui) Tuhannya sehingga lenyaplah kehausan itu oleh siraman kesejukan dan terbebas dari belenggu ketakutan.

Dalam kondisi seperti itu, lanjutnya, manusia telah meraih hidayah setelah melalui kebingungan, merasa damai setelah dirundung kegelisahan, dan menemukan jati diri setelah sekian lama terasing dan mengembara di keluasan padang sahara yang gersang dan tandus, seperti musafir yang mendapat tuangan air dari sebuah perjalanan yang didera oleh dahga.

Andai perjalanan ramadhan telah berhasil menjadikan kita terlahir kembali, maka kebahagaian di hari fitri itu bukanlah dari maraknya pesta dan bagusnya baju baru kita, melinkan dari pancaran hati kita yang penuh dengan taqwa dengan tingkat patuh kepada Allah dari waktu kewaktu akan berusaha terus meningkat.

Minal ‘Aidzin wal Faizin, dihari kemenangan nanti, selamat kepada mereka yang dapat kembali dengan penuh kemenangan, dan semoga kita semua termasuk orang yang kembali dan orang yang beruntung dapat mencapai fitrah kita. Amien… wallahualam bissawwab….

14.10.05

10 Hari Penuh Kasih Sayang


10 HARI PENUH KASIH SAYANG

Rasulullah SAW bersabda :


‏رب صائم ليس له من صيامه إلا الجوع ورب قائم ليس له من قيامه إلا السهر- أخرجه ابن ماجه

Banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan dari puasanya kecuali lapar dan dahaga saja; Dan banyak orang yang shalat malam tidak mendapatkan dari shalat malamnya kecuali capek dan ngantuk saja. (HR. Ibnu Majah)

Tidak seperti bulan-bulan lainnya, Ramadhan dikenal memiliki bagian-bagian waktu yang disebutkan dalam hadits Rasulullah bahwa pertamanya Rahmah, pertengahannya Maghfirah dan akhirnya pembebasan dari api neraka. Periodesasi seperti itu antara lain dimaksudkan untuk menarik perhatian kita terhadap keistimewaan hari-hari di bulan suci Ramadhan yang bukan sekedar 30 hari saja, melainkan 3 kali 10 hari sarana untuk mencapai derajat ketaqwaan.

Hari ini, Alhamdulillah, 10 hari pertama telah kita lewati. Hari-hari yang penuh rahmat telah berlalu. Tanpa kita sadari, kita telah bisa menahan diri dari makan, minum, berkumpul dengan istri dan hal-hal negatif lainnya selama 130 jam. Pada malam hari kita telah bersembahyang sekurang-kurangnya 110 rakaat Tarawih dan witir. Bagi yang menghabiskan satu hari satu juz membaca Al Quran, tentu hari ini sudah selesai sepuluh juz. Itulah rahmat Allah yang diturunkannya di sepuluh hari pertama Ramadhan.

Manusia adalah bagian dari penciptaan alam semesta. Jika suatu ketika Allah mengasihi langit dan bumi, maka ketika bulan puasa tiba, Allah mengasihi kita yang berpuasa. Begitu besar cintaNya kepada kita, di bulan suci ini Allah membuka pintu-pintu surga, menutup pintu-pintu neraka dan membelenggu setan yang suka menggoda niat baik kita. Dari Abu Hurairah RA: Adalah Rasulullah SAW memberi khabar gembira kepada para sahabatnya dengan bersabda, "Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan kepadamu puasa didalamnya; pada bulan ini pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan para setan diikat; juga terdapat pada bulan ini malam yang lebih baik daripada seribu bulan, barangsiapa tidak memperoleh kebaikannya maka dia tidak memperoleh apa-apa'." (HR. Ahmad dan An-Nasa'i)

Sebelas hari yang lalu, ketika kita sedang menunggu keputusan Kementrian Agama tentang penetapan dimulainya satu Ramadhan, yang terbayang oleh kita adalah beratnya kewajiban berpuasa sebulan penuh ditambah harus bangun dini hari untuk sahur, malamnya sembahyang tarawih dan lain sebagainya seolah Ramadhan ini sangat memberatkan. Dengan rahmat Allah, hari ini kita sudah merasakan segalanya menjadi mudah. Hati penuh dengan keindahan. Detak-detik diamnya kita terasa penuh pahala. Pada siang hari, hidup terasa lebih ringan. Ketika tiba waktu berbuka, kita seperti lupa bahwa kita telah berpuasa karena terasa begitu cepatnya. Allah telah memperpendek waktu dan mempercepat pahala. Itu semua untuk kita.

Setelah 10 hari itu berlalu, apakah hujan kasih sayang Allah itu akan berhenti? Sepertinya disela-sela manjaan kasih sayang Allah selama 10 hari itu, sebagai bahan evaluasi, kita juga harus sudah mempersiapkan sepuluh pertanyaan untuk kita atau paling tidak satu pertanyaan yang mendasar yaitu, sudahkah kita bisa mengamalkan kasih sayang kita kepada sesama sebagai pengejewantahan dari Rahmatan lil aalamiin (kasih sayang untuk semua alam)?. Mungkin jawabannya hanya akan keluar dari mereka-mereka yang telah mendapatkan rahmat (kasih sayang) Allah selama sepuluh hari ini. Walaupun sepuluh hari hujan kasih sayang sudah berhenti namun percikan-percikan air dari langkah orang yang telah mendapatkan kasih sayang itu akan penuh dengan kasih sayang kepada sesama.

Muhammad Husein Haekal menggarisbawahi bahwa selain untuk beribadah, orang puasa juga berkewajiban untuk memperkuat arti persaudaraan dan persamaan dihadapan Allah. Ini sungguh merupakan latihan rohani yang luar biasa. Semua orang, selama berpuasa sejak fajar hingga maghrib, telah melaksanakan persamaan diantara mereka sendiri. Dengan demikian, mereka merasakan adanya satu persamaan yang mengurangi rasa kelebihan mereka dalam mengecap kenikmatan rizki yang diberikan Allah kepadanya.

Karena itulah, melalui puasa, cinta kasih kita kepada sesama umat manusia akan lebih besar lagi. Akibatnya akan terjadi saling tolong menolong antara yang kuat dan yang lemah, yang kaya mengulurkan tangan kepada yang miskin baik dalam bentuk zakat, infaq maupun sedekah.

Akhirnya tentu kita tidak mau 10 hari puasa yang telah kita lewati hanya menjadi lelahnya saja, amalan ibadah kita hanya menjadi sia-sia saja. Bagi mereka yang merasa belum optimal selama 10 hari ini, perbanyaklah ber-istighfar memohon ampun kepada Allah, karena sepuluh hari pertengahan ke depan adalah hari-hari yang penuh dengan pengampunan Allah. Marilah kita berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan dengan jalan yang baik. Semoga sifat maha pengasihnya Allah bisa tercermin dalam perbuatan kita yaitu dengan saling menebar kasih sayang kepada sesama. Wallahua'lam bisshawab…

21.4.05

Tips Bercinta dalam Lima Hari


Tips belajar ber-cinta dalam lima hari tanpa guru

alkisah... seorang laki-laki jatuh cinta kepada seorang perempuan dengan cinta yang terus berkembang dan membara sampai menembus dan menghabiskan semua yang ada padanya. namun, malah dituduh telah banyak menyakiti, lalu ia jatuh sakit karena cintanya itu sampai berputus asa akan hidupnya, suatu saat timbul niatnya untuk mencoba bunuh diri dengan meminum racun, kemudian ia ceritakan pada temannya, maka pada hari selasa dituliskanlah oleh temannya itu 10 huruf sad, 4 huruf ain, 3 huruf ba, 5 huruf ha dan 20 huruf kaf di telapak tangannya dan menyuruhnya untuk menjilatnya sebanyak 3 kali, maka terjadilah... seolah-olah allah belum menciptakan cintanya untuknya.

yang paling menarik perhatian saya kenapa sedikit sekali penulis atau pemikir yang menulis tentang cinta

yang paling menarik perhatian saya jugakenapa tidak ada hari cinta sedunia,apakah tidak menjadi aib jika kita tidak merayakanya?

untuk itu apa yang kutuliskan ini adalah sirene peringatan untuk seluruh dunia, tolong selamatkan cinta...

memang,kita sekarang berada dialam yang penuh dengan hardware dan software canggih, namun cinta masih tetap seperti jamannya adam-hawa dan tidak akan pernah padam dari diri kita.

dan dari sanalah hadir kebutuhan akan dituliskannya kenangan-kenangan indah cinta kita. atau dengan cara lain yang bisa membangkitkan kembali kobaran api cinta kita yang telah padam sejak alat-alat canggih itu menakhlukan kita.

begitulah Oumar hasnawy mengawali diary kenang-kenangan cintanya yang ia hadirkan dengan penuh cinta untuk para pembaca dengan harapan lebih memasyarakatkan lagi image " la li irhab na'am lil hub" mengutip baliho-baliho yang ada di pinggiran jalan pasca bom di Casablanca 16 mei lalu.

he..he.. terlalu serius memang tujuannya, padahal sepanjang 108 halaman itu tidak ada satu kata pun yang menyinggung soal Bom.. selain kata-kata romantis yang mengingatkan kita akan setianya adam-hawa, harunya yusuf-julaikha, cintanya muhamad(saw)-khodija, atau romantisnya romeo-juliet dan paling tidak kita pun akan terbawa terbang tinggi kealam dimana kita kecil dahulu...

lho?? kok?.. memang, cinta itu selain menyimpan seribu misteri juga menyimpan seribu hukum dan hikmah, penasaran khan? buruan deh beli bukunya, baru terbit minggu kemarin, harganya hanya 15 dirham saja dan setengah dari harganya akan didonorkan untuk penyandang penyakit cinta... he..he..

(hati-hati sebelum membeli,jangan sampai menyesal, semoga bermanfaat wa akulu lakum kullu aam waantumul hubi)

20.2.05

SURPRISE

SURPRISE


إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ، فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ، إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ. سورة الكوثر 1-3.

“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu sebuah sungai di syurga, maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah, sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus ( dari rahmat Allah) ”. Q.S Al Kautsar 1-3.

Suatu hari ketika Bill Clinton masih menjabat Presiden Amerika dia ingin memberikan Surprise ke Raja Hassan II maka di undangnyalah untuk berkunjung ke Amerika, sesampainya di Amerika diajaknya Raja Hassan II berkeliling naik Helikopter diatas wilayah Arizona, yang kebetulan waktu itu sedang ada latihan perang, tampaklah dari atas gumpalan-gumpalan asap mengepul serta letupan-letupan kecil granat, “saya rasa anda senang melihat pemandangan kita hari ini ” bisik Bill Clinton, Raja Hassan pun tersenyum “luar biasa.. anda ternnyata senang juga latihan perang ” katanya senang, dan pertemuan itu pun berakhir.

Dua tahun kemudian Raja Hassan ingin juga memberikan surprise ke Bill Clinton maka diundangnya ke Maroko sehari menjelang Iedul Adha, selama satu malam di istana Bill Clinton masih bertanya-tanya kecil “mana surprisenya ya.. ? ” . sampai esoknya barulah setelah Shalat ied Raja Hassan menghampirinya, “ mari kita jalan-jalan melihat maroko dari atas ” ajaknya, dan keduanya terbang keatas dengan Helikopter yang kebetulan baru di belinya dari Amerika juga, sesampainya diatas, belum lagi Raja Hassan memberikan penjelasan, Bill Clinton sudah terkagum-kagum sendiri “oh my God… asapnya tebal sekali, saya belum bisa melihat apa-apa, mungkin kita ketinggian, tolong sedikit turun kebawah” pintanya ke Raja Hassan, dan diturunkannya sedikit demi sedikit helikopter itu ke bawah, semakin bawah tampak jelaslah terlihat rumah-rumah penduduk kota Rabat, Bill Clinton semakin kagum “luar biasa…ternyata kepulan asap itu mengepul dari semua rumah, saya sangat senang…, ternyata penduduk maroko serius juga latihan perangnya, banyak tulang berserakan, darah berceceran diatap, jalan-jalan sepi, dan semua orang bersiaga didepan rumah dengan memegang senjata tajam ”, ungkap Bill sambil menepuk punggung sang Raja, “bravo..” katanya lagi. Dan Raja Hassan pun turut tersnyum simpul. Yang akhirnya keinginannya untuk menjelaskan kalau warganya sedang memperingati Hari Raya Iedul Adha pun tidak jadi melihat kegembiraan si Presiden.

Terlepas dari kebenaran kisahnya, itulah salah satu gurawan yang ada di hari raya Iedul Adha diantara masyarakat Maroko, sungguh cukup indah suasananya, mendengarkan cerita sambil menikmati Tajine babat dan Kotlet bakar, menyajikan menu Iedul adha yang sangat khas marokonya. Walaupun kisah tersebut beraroma humor tapi ketika pertama kali saya dengar dan saya hanya tersenyum sang pendongeng pun berusaha meyakinkan saya mungkin ada beberapa poin yang bisa kita petik hikmahnya. khas marokonya. Walaupun kisah tersebut beraroma humor tapi ketika pertama kali saya dengar dan saya hanya tersenyum sang pendongeng pun berusaha meyakinkan saya mungkin ada beberapa poin yang bisa kita petik hikmahnya.

Pertama, menjadikan Iedul Adha moment yang tepat untuk memberikan surprise. Sebenarnya, kalau kita mau jujur beberapa iedul adha yang telah kita lewati suasannanya tidak pernah berubah, kita belum pernah menerima surprise dari orang lain bahkan kita sendiri belum juga memberikannya kepada orang lain, dan terkesan perayaan tahun baru lebih meriah dengan banyak dorprisenya dibanding gereget Iedul Adha.

Penyembelihan hewan kurban belum bisa disebut surprise bagi sosial maroko karena setiap rumah biasa menyembelih, di Indonesia pembagian daging kurban belum bisa disebut surprise, 2,5 ons belum bisa membahagiakan duafa, ironis memang kalau disandingkan dengan nama idul khabir atau Raya yang paling besarnya umat Islam, padahal dalam sejarah yang dikisahkan Al Qur’an, Allah pun memberikan surprise kepada Nabi Ibrahim a.s dengan diperintahkan untuk menyembelih anaknya dan langsung turun dorprisenya yaitu seekor domba waktu itu.

Kedua, mencoba melihat moment Ied Adha dari sudut pandang yang lain, kalau boleh dikatakan suatu keberhsilan cerita raja Hassan tersebut terletak pada keberhasilannya mengambil sudut pandang yang beda terhadap suatu moment dan itu surprise buat Bill Clinton. Seorang suami sepulangnya dari shalat ied menjulurkan tangan memohon maaf itu mungkin biasa, tapi kalau setibanya dirumah dengan memegang seikat bunga dan penuh romantis berkata “ honey… kuantarkan maafku untukmu, dan kalau pun ada yang lebih dari maaf tentu telah aku berikan padamu ”, itu baru surprise, apalagi kalau ada kado liontinnya. Seorang muslim yang sebelum Ied adha susah bergabung di mesjid setelah ied menjadi rajin ke mesjid itu surprise, dan siapapun yang ada di mesjid menjadi senang. Seorang pembaca sebelum Ied hanya mengantongi bulletin tapi setelah Ied rajin membacanya dan datang kesekertariat dengan membawa satu unit computer itu juga surprise…

Ketiga, memberikan surprise sesuai kemampuan saja, tidak perlu dipaksakan dan tidak terlalu berlebihan. Secara budaya bolehlah dikatakan penyembelihan kurban di maroko setiap tahunnya hampir ada disetiap rumah, bagi yang mampu mungkin itu biasa saja, tapi bagi yang berkategori kurang mampu itu baru surprise dan cerita mendapatkannya penuh dengan surprise pula, ada yang mendapatkan domba dari undian minyak goreng Leousra dan ada yang mendapatkannya dari kupon berhadiah dalam kotak deterjen Tide dan ada juga yang mendapatkannya dengan penuh peluh siang dan malam. hampir ada disetiap rumah, bagi yang mampu mungkin itu biasa saja, tapi bagi yang berkategori kurang mampu itu baru surprise dan cerita mendapatkannya penuh dengan surprise pula, ada yang mendapatkan domba dari undian minyak goreng Leousra dan ada yang mendapatkannya dari kupon berhadiah dalam kotak deterjen Tide dan ada juga yang mendapatkannya dengan penuh peluh siang dan malam.

Ada kisah seorang penjaga gerbang sekolah setiap mendekati iedul adha berubah propesi menjadi pedagang barang second hand dan dia jujur kalau barangnya itu bekas dia yang pakai, sungguh menjadi berita surprise ditelinga kalau menjual seisi rumah hanya untuk membeli hewan kurban. ada yang lebih surprise lagi, dua tahun yang lalu teman sekampus barangnya itu bekas dia yang pakai, sungguh menjadi berita surprise ditelinga kalau menjual seisi rumah hanya untuk membeli hewan kurban. ada yang lebih surprise lagi, dua tahun yang lalu teman sekampus saya meninggal 5 hari menjelang iedul adha ada yang merampok dijalan sepulang dari kampus dan konon kabarnya sang perampok tertangkap saat tawar-menawar hendak membeli hewan kurban. Luar biasa, ternyata dibalik penumpahan darah teman tadi ada niat untuk menumpahkan darah hewan kurban.

Sahdan, tiada gading yang tak retak, karena seorang hero pun manusia pasti pernah bersalah, dan jalan untuk mencapai kebaikan masih penuh dengan jurang cobaan, seorang muslim ingin mempersembahkan hewan kurban rela berbuat nista, atau lebih akrab lagi seorang ayah yang dengan niat baik ingin membahagiakan keluarga dan mengsurprise anak-istri rela menilap uang di tempat kerja, atau dengan kata lain seorang pelajar hanya karena ingin lulus dengan nilai yang besar rela menyontek, dan lain sebagainya yang bukan sebuah penomena yang asing lagi bagi kita, dan kebanyakan orang sudah bisa memaklumi, tapi tidak untuk yang diatas, wallahu’alam karena Dialah yang Maha pemberi surprise, dan dialah yang Maha Tahu apa yang telah kita niatkan.

Terakhir, lewat moment Iedul adha marilah kita mengsurprise diri kita masing-masing dengan bertaubat dan melangkah kejalan yang lebih baik juga mengsurprise Tuhan dengan meningkatkan ketaatan kita yang lebih baik dan berkurban dengan nama Tuhan dari jalan yang baik, insyaAllah kita akan tergolong umat Rasulullah yang mendapatkan surprise di sorga nanti seperti yang telah diberikannya dalam Surat Al Kautsar. Amien. Wawllahualam bishawab.