Ini Lho Videonya, diambil dari : http://www.youtube.com/conan142
Showing posts with label Hikmah. Show all posts
Showing posts with label Hikmah. Show all posts
6.4.07
Al Quran Yang Dilafalkan Burung
Ketika alam semesta menjadi tanda kebesaran Allah s.w.t dan kisah umat terdahulu sebagai teladan tentu akan membawa kita kepada sebuah hakikat kebenaran baik yang telah dikabarkan al quran maupun yang telah disaksikan kehidupan manusia. Dan iman yang kuat adalah buah dari hidayah (petunjuk) dan hikmah dari apa yang kita pelajari.
7.1.07
Merci Google
terima kasih banget buat google... saya dapet kado awal tahun satu set laptop apple ... lebih keren dari acer fereri yang dibagi2kan mickrosoft kepengguna blogger.
gak percaya khan??? yach kalau besok2 lihat saya nenteng apple di rabat inget google aja yach... wakakakakak.....
maaf saya hanya iseng aja.. sebenarnya, saya tadi coba coba cari nama sendiri di google, eh gak tahunya ada arsif lama, kenangan terindah saya sewaktu di agdal dulu... tahun 2003, ternyata google masih menyimpannya dengan rapih, saya senang sekali...
oke, kalau mau lihat bisa dilihat langsung dari link ini
http://freepalestine.free.fr/cnce/communique-fr.doc. filenya dalam bentuk word tuh...
Merci Googel......
gak percaya khan??? yach kalau besok2 lihat saya nenteng apple di rabat inget google aja yach... wakakakakak.....
maaf saya hanya iseng aja.. sebenarnya, saya tadi coba coba cari nama sendiri di google, eh gak tahunya ada arsif lama, kenangan terindah saya sewaktu di agdal dulu... tahun 2003, ternyata google masih menyimpannya dengan rapih, saya senang sekali...
oke, kalau mau lihat bisa dilihat langsung dari link ini
http://freepalestine.free.fr/cnce/communique-fr.doc. filenya dalam bentuk word tuh...
Merci Googel......
30.12.06
Hati hati dengan Yahoo Messenger anda
This summary is not available. Please
click here to view the post.
23.4.06
Sang Pembawa Sorga
Sang Pembawa Sorga
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ يَحِلُّ لَكُمْ أَن تَرِثُواْ النِّسَاء كَرْهاً وَلاَ تَعْضُلُوهُنَّ لِتَذْهَبُواْ بِبَعْضِ مَا آتَيْتُمُوهُنَّ إِلاَّ أَن يَأْتِينَ بِفَاحِشَةٍ مُّبَيِّنَةٍ وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ فَإِن كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى أَن تَكْرَهُواْ شَيْئاً وَيَجْعَلَ اللّهُ فِيهِ خَيْراً كَثِيراً - النساء –18
Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa, dan janganlah kamu menyusahkan mereka, karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaulah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. (Q.S An Nisa’ . 18)
Yang dimaksud “tidak halal bagi kamu mewariskan wanita dengan jalan paksa” dalam ayat ini sama sekali tidak menunjukan bahwa mewariskan wanita yang tidak dengan jalan paksa dibolehkan. Menurut adat sebahagian Arab Jahiliyah apabila seorang meninggal dunia, maka anaknya yang tertua atau anggota keluarganya yang lain mewariskan janda itu. Janda tersebut boleh dikawini sendiri atau dikawinkan dengan orang lain yang maharnya diambil oleh pewaris tersebut atau sama sekali tidak dibolehkan kawin lagi. Sedangkan yang dimaksud “pekerjaan keji yang nyata” tersebut adalah berzina atau membangkang dari perintah.
Walaupun hubungan antara pria dan wanita telah seujur usia bumi ini, namun keharmonisan hubungan tersebut belum bisa disejajarkan dengan sejarah panjangnya dialog seputar isu-isu sosial kewanitaan, status, hak dan lain-lainnya yang acap kali menimbulkan ketimpangan pemahaman diantara dua penghuni bumi tersebut, apalagi sebelum datangnya ajaran agama islam.
Semua itu terlahir dari berbagai pandangan, karena tidak semua laki-laki sama dalam memandang wanita, ada yang menganggap wanita itu sebagai bunga yang harus dijaga, ada yang menganggap hanya untuk dipetik saja, dan bisa diperjual belikan atau bahkan ada yang membiarkannya bebas berkeliaran di kebun-kebun pengembaraan. Begitupun sebaliknya, dan berbagai pandangan bebas itu tampak jelas dalam lembaran sejarah sesuai dengan kepercayaannya masing-masing.
Peradaban Mesir Kuno misalnya, mengganggap wanita hanya sebagai “pelengkap penderita” bagi laki-laki. Tak heran kalau seorang raja memiliki puluhan gundik atau gadis-gadis tawanan. Bahkan, menurut Dr Ali Abdul Halim Mahmud dalam bukunya al-Mar’ah al-Muslimah wal Fiqhu Da’wah Ilallah, banyak di antara raja Mesir yang menikahi saudara perempuannya sendiri atau bahkan putrinya sendiri.
Selain itu, kisah tentang persembahan gadis cantik untuk sungai Nil dan kisah tentang adanya para penari wanita di negeri Mesir tak asing lagi di telinga kita. Semuanya ini menunjukkan betapa rendahnya kondisi wanita di zaman peradaban Mesir Kuno.
Di negeri Babylonia, nasib kaum Hawa tak jauh beda. Mereka dianggap barang dagangan yang bisa dijual belikan seenaknya. Menurut salah satu undang-undang Babylonia dulu, bila seorang istri sedang ditinggal pergi suaminya, ia bisa hidup dengan laki-laki lain sampai suaminya kembali. Praktik pelacuran adalah kebiasaan yang diwarisi di negari Babylonia ini hingga dihapuskan sekitar tahun 250 SM.
Menurut peradaban Cina, seorang suami boleh menjual istrinya kalau ia memerlukan uang. Seorang istri tak boleh makan bersama suaminya. Ia hanya diperkenankan makan dari sisa-sisa suaminya. Peradaban Cina Kuno juga membuat peraturan yang menempatkan wanita sebagai pemuas nafsu laki-laki. Marco Polo, pemimpin ekpedisi Spanyol pernah menyaksikan segerombolan pelacur di Cina saat ia datang ke tempat itu. Pemerintah Cina kala itu memang sengaja “memelihara” mereka untuk dipersembahkan kepada para tamu.
Pemerintah Yunani Kuno mengakui adanya praktik prostitusi secara resmi. Mereka dikenakan pajak untuk disetor pada negara. Dari penghasilan ini, pemerintah menganggap sumber ekonomi yang paling penting.
Menurut peradaban India Kuno, wanita tak punya hak sedikit pun untuk menentukan suami. Di antara mereka, banyak yang diwajibkan menjadi pelayan-pelayan Tuhan atau Kuil. Mereka diwajibkan melayani para tokoh Kuil yang dikenal dengan Dukun Brahmana. Undang-undang Peradaban India hanya membolehkan delapan macam perkawinan yang semuanya tak menjamin kehormatan wanita.
Beberapa ajaran agama-agama selain Islam pun menganggap kaum Hawa tak lebih dari sumber malapetaka. Misalnya, orang-orang Yahudi dan Nasrani menganggap yang membujuk Nabi Adam untuk memakan buah terlarang adalah istrinya, Hawa. Dialah yang telah membisiki Adam dan membujuknya untuk memakan buah tersebut. Dari sini kemudian wanita dianggap sebagai penyebab pertama “malapetaka kemanusiaan”. Wanitalah yang telah menyebabkan Adam dan keturunannya dikeluarkan dari surga (Qardhawi Bicara Soal Wanita, Arasy, Maret 2003).
Agama Hindu pun sama. Ia menganggap wanita sebagai makhluk yang paling berbahaya, lebih berbahaya daripada api. Wanita dianggap makhluk yang berbahaya melebihi ular. Agama Yahudi juga tak memberikan tempat terhormat bagi wanita. Dalam pandangan agama ini, wanita tak mempunyai hak kepemilikan, hak waris, dan merupakan makhluk terkutuk.
Agama Kristen pun memandang hina wanita. Kata Paus Turtulianus, “Wanita adalah pintu gerbang setan, masuk dalam diri laki-laki untuk merusak tatanan Tuhan dan mengotori wajah Tuhan yang ada pada laki-laki.”
Pada zaman Jahiliyah menjelang diutusnya Rasulullah saw, kedudukan wanita pun tak kalah hinanya. Bangsa Arab kala itu sangat membenci anak perempuan. Mereka tak segan-segan menguburnya hidup-hidup.
Di sisi lain, wanita sangat didewakan, disanjung dan dipuja. Dia diberikan posisi bebas. Dengan alasan Hak Asasi Manusia, wanita diberikan kebebasan melakukan apa saja, termasuk memikat daya tarik laki-laki dengan menjadi bintang iklan. Mereka juga dibolehkan bergaul bebas dengan lawan jenis.
Dengan dalih emansipasi, wanita diminta memberontak dari ajaran agamanya. Untuk mendukung ide emansipasi, kaum Feminis mengungkap fakta bahwa banyak kaum wanita yang memiliki otak brilian seperti laki-laki. Dengan dalih tersebut, mereka ingin menyejajarkan wanita dan pria pada satu tingkat dalam segala hal. Kodrat alamiah wanita diabaikan, bahkan kalau mungkin dialihkan kepada laki-laki.
Di Amerika, tempat lahirnya Gerakan Pembebasan Wanita, gerakan emansipasi atas nama demokrasi dianggap “berhasil”. Tapi bagaimana fakta sebenarnya? Kendati jumlah wanita bekerja meningkat, tapi pendapatan ekonomi mereka rata-rata menurun. Dua dari tiga orang dewasa yang miskin adalah wanita. Tingkat upah pun ternyata tak berubah. Data tahun 1985 menunjukkan tingkat upah rata-rata wanita di AS adalah 64 % dari tingkat pria, sama dengan tahun 1939.
Kekerasan terhadap wanita di negeri yang mengaku paling demokratis ini pun sangat tinggi. Wanita mengalami tindak kekerasan di setiap delapan detik! Setiap jam sebanyak 78 anak gadis diperkosa. Data lain menyebutkan, sekitar 13 % atai 12,1 juta anak gadis Amerika sudah pernah diperkosa lebih dari satu kali. Yang lebih mengejutkan, enam dari sepuluh anak yang diperkosa (61%) belum mencapai usia 18 tahun. 29 % dari korban perkosaan rata-rata berumur 11 tahun, dan 32 % dari mereka berumur antara 11 sampai 17 tahun.
Di Jerman, negara yang juga dianggap menghormati wanita, menurut penelitian, setiap lima belas menit terjadi perkosaan terhadap wanita. Jadi, menurut data kepolisian setempat, terdapat 35.000 wanita yang diperkosa. Data riil di lapangan tentu lebih banyak (Maisar Yasin, Wanita Karir dalam Perbincangan, hlm 96).
Di Maroko, presentase rata-rata yang buta huruf itu 67 % nya wanita, seperti yang diaransir koran ahdats al magribiyah inipun bentuk dari tradisi lama kaum pria yang menempatkan posisi wanita hanya untuk didapur. Dan itulah salah satu dari tujuan direvisinya UU kekeluargaan yang lebih menitik beratkan kepada meningkatkan derajat kaum wanita sekarang ini.
Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Dalam sejarah indonesia telah jauh mengawali dan menyadari akan kualitas dan peran serta kedudukan perempuan melalui penegakan hak di segala bidang dengan didirikannya organisasi “Putri Merdeka” pada tahun 1912. Sehingga dengan didirikannya organisasi tersebut telah menggugah organisasi kewanitaan lainnya, seperti Aisyah, Muslimat dan Persis untuk bahu-membahu mengangkat citra perempuan Indonesia kala itu. Bahkan tepat pada tanggal 22 Desember 1928, wanita Indonesia mampu menyelenggarakan kongres Perempuan Indonesia yang sekarang kita hormati sebagai hari Ibu. Sedangkan PBB baru mendeklarasikan hari Ibu sedunia pada tahun 1975 di Mexico City.
Semoga peringatan itu tidak sebatas seremonial, namun mampu mengurangi berita kasus perkosaannya derap hukum SCTV, menghapus kisah pelacurannya nah ini dia Pos Kota, menghilangkan iklan berpose wanita populer dimajalah Popular dan sederet kasus lainnya yang mengamini salah satu filsafat yunani “Homo Homini Lopus” manusia bagi manusia lainnya adalah serigala.
Dan Islam melalui Al Qur’an dan Sunahnya tanpa diperingatipun telah lama memperingatkan kita, “bil ma’ruf” atau dengan patut dalam ayat ke 19 Surat An-Nisa tersebut adalah perintah kepada mereka yang beriman untuk memperlakukan wanita itu dengan cinta, kasih sayang dan penghormatan sebagai sesama hamba Allah.
Dirgahayu Ibuku, kami semua mendambakan sorga itu masih berada ditelapak kakimu…(wallahua’lam bissowab).
21.10.05
Menuju Fitrah
Menuju Fitrah
Rasullulah s.a.w bersabda :
« Bukanlah hari raya itu bagi mereka yang berpakaian baru melainkan raya itu bagi mereka yang taqwanya bertambah ».
Insya Allah kurang lebih seminggu lagi ramadhan akan berakhir , hari-hari indah yang penuh dengan rahmat, berkah dan maghfirah itu pun akan meninggalkan kita, itulah sebuah bukti bahwa untuk sebuah kebahagiaan ilahi satu bulan bukanlah waktu yang lama. Maha besar Allah yang telah memberikan kepada kita bulan suci Ramadhan, bulan pahala, bulan pembebasan dari dosa-dosa dan bulan untuk pemberdayaan rohani dan jasmani.
Ibarat kendaraan bermotor sebulan penuh itu kita telah di-tune-up, di-spoorting, dan di-balancing, supaya lancar dalam pengembaraan kehidupan sehari-hari kita selanjutnya, dan pada bulan-bulan lainnya kita juga akan berada dalam keadaan setabil, sampai kita dipertemukan dengan bulan puasa kembali. sebenarnya tanpa kita sadari akhir bulan suci ini adalah awal kesucian kita, kita akan dilahirkan kembali, menjadi fitri untuk menjalani hidup ini, yaitu kehidupan yang penuh dengan esensi puasa dan zakat atau dalam kontek lain hablumminallah wa habumminanas, inilah hikmah disyariatkannya zakat fitrah sebagai penutup ramadhan.
Dalam hadis yang bersumber dari Ibn Abbas menerangkan bahwa zakat fitrah diwajibkan untuk lebih meningkatkan kesucian dan kebersihan jiwa orang yang berpuasa, disamping untuk memberikan makan dan menyenangkan hati orang-orang miskin . (HR Abu daud dan Dar Quthni). Dalam perspektif ini bahwa puasa, hari raya dan zakat fitrah adalah ibadah yang tidak bisa dipisahkan, sekaligus ibadah zakat fitrah di sini menjadi simbol yang menunjukan bahwa seseorang telah kembali kepada fitrah, yaitu fitrah kemanusiaannya yang sici dan bersih.
Secara etimologi Fitrah berasal dari kata Fathara dengan dua makna. Pertama, fitrah berarti asal kejadian atau awal kejadian manusia yang suci dan bersih. Menurut imam al ashfahani kejadian manusia yang fitrah itu berwujud potensi atau kecenderungan yang amat kuat dalam diri manusia untuk mengenal dan beriman kepada Allah. Dengan kata lain fitrah disini adalah iman dan tauhid. Ini berarti, setiap orang menurut fitrahnya adalah bertuhan dan mengesakan Tuhan seperti yang diterangkan Allah dalam Al Quran surat al A’raf ayat 172.
Kedua, fitrah berarti terbelah atau terbuka. Menurut arti ini dapat dipahami bahwa zakat fitrah berarti zakat untuk berbuka atau makan bagi orang miskin. Sedang Idul fitri, berarti kembali berbuka, atau tidak berpuasa yaitu kembali kepada posisi normal dalam memenuhi kebutuhan jasmani dan rohaninya secara seimbang.
Sayyid Qutub membagi fitrah itu kepada dua macam. pertama, Fitrah manusia, yaitu kecenderungan yang ada dalam diri manusia untuk selalu menuhankan Allah dan berpaling kepada kebenaran. Kedua, fitrah agama, yaitu wahyu atau ajaran Allah yang disampaikan kepada para nabi untuk menguatkan dan mendukung fitrah manusia diatas.
Kedua macam fitrah itu diciptakan oleh Allah dan bersumber dari Allah, karena itu, katanya antara fitrah manusia dan fitrah agama tidak pernah bertentangan, keduanya seiring sejalan, jika manusia menyimpang dari fitrah kemanusiaannya, maka hanya agamalah yang dapat meluruskan dan mengembalikan manusia ke fitrahnya itu. Inilah makna dari firman Allah : Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Al-Rum : 30)
Di bulan ramadhan, kedua macam fitrah tersebut menjadi jelas implikasinya yaitu puasa mendorong kembali manusia agar menjadi manusia yang sesungguhnya, yaitu manusia yang sepenuhnya menyadari aturan hidup, mengikuti kecenderungan nuraninya yang fitri serta memegang teguh ajaran dan petunjuk Allah, inilah manusia Taqwa yang memang ingin dilahirkan melalui ibadah puasa ramadhannya.
Ilustrasi Dr. Yusuf Qordowi dalam bukunya al-Khashaaish al-Amah li al-Islam tentang fitrah manusia yang berawal dari kosong, haus dan dahaga. Lalu, ia berusaha mengharap (menemui) Tuhannya sehingga lenyaplah kehausan itu oleh siraman kesejukan dan terbebas dari belenggu ketakutan.
Dalam kondisi seperti itu, lanjutnya, manusia telah meraih hidayah setelah melalui kebingungan, merasa damai setelah dirundung kegelisahan, dan menemukan jati diri setelah sekian lama terasing dan mengembara di keluasan padang sahara yang gersang dan tandus, seperti musafir yang mendapat tuangan air dari sebuah perjalanan yang didera oleh dahga.
Andai perjalanan ramadhan telah berhasil menjadikan kita terlahir kembali, maka kebahagaian di hari fitri itu bukanlah dari maraknya pesta dan bagusnya baju baru kita, melinkan dari pancaran hati kita yang penuh dengan taqwa dengan tingkat patuh kepada Allah dari waktu kewaktu akan berusaha terus meningkat.
Minal ‘Aidzin wal Faizin, dihari kemenangan nanti, selamat kepada mereka yang dapat kembali dengan penuh kemenangan, dan semoga kita semua termasuk orang yang kembali dan orang yang beruntung dapat mencapai fitrah kita. Amien… wallahualam bissawwab….
14.10.05
10 Hari Penuh Kasih Sayang
Rasulullah SAW bersabda :
رب صائم ليس له من صيامه إلا الجوع ورب قائم ليس له من قيامه إلا السهر- أخرجه ابن ماجه
Banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan dari puasanya kecuali lapar dan dahaga saja; Dan banyak orang yang shalat malam tidak mendapatkan dari shalat malamnya kecuali capek dan ngantuk saja. (HR. Ibnu Majah)
Tidak seperti bulan-bulan lainnya, Ramadhan dikenal memiliki bagian-bagian waktu yang disebutkan dalam hadits Rasulullah bahwa pertamanya Rahmah, pertengahannya Maghfirah dan akhirnya pembebasan dari api neraka. Periodesasi seperti itu antara lain dimaksudkan untuk menarik perhatian kita terhadap keistimewaan hari-hari di bulan suci Ramadhan yang bukan sekedar 30 hari saja, melainkan 3 kali 10 hari sarana untuk mencapai derajat ketaqwaan.
Hari ini, Alhamdulillah, 10 hari pertama telah kita lewati. Hari-hari yang penuh rahmat telah berlalu. Tanpa kita sadari, kita telah bisa menahan diri dari makan, minum, berkumpul dengan istri dan hal-hal negatif lainnya selama 130 jam. Pada malam hari kita telah bersembahyang sekurang-kurangnya 110 rakaat Tarawih dan witir. Bagi yang menghabiskan satu hari satu juz membaca Al Quran, tentu hari ini sudah selesai sepuluh juz. Itulah rahmat Allah yang diturunkannya di sepuluh hari pertama Ramadhan.
Manusia adalah bagian dari penciptaan alam semesta. Jika suatu ketika Allah mengasihi langit dan bumi, maka ketika bulan puasa tiba, Allah mengasihi kita yang berpuasa. Begitu besar cintaNya kepada kita, di bulan suci ini Allah membuka pintu-pintu surga, menutup pintu-pintu neraka dan membelenggu setan yang suka menggoda niat baik kita. Dari Abu Hurairah RA: Adalah Rasulullah SAW memberi khabar gembira kepada para sahabatnya dengan bersabda, "Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan kepadamu puasa didalamnya; pada bulan ini pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan para setan diikat; juga terdapat pada bulan ini malam yang lebih baik daripada seribu bulan, barangsiapa tidak memperoleh kebaikannya maka dia tidak memperoleh apa-apa'." (HR. Ahmad dan An-Nasa'i)
Sebelas hari yang lalu, ketika kita sedang menunggu keputusan Kementrian Agama tentang penetapan dimulainya satu Ramadhan, yang terbayang oleh kita adalah beratnya kewajiban berpuasa sebulan penuh ditambah harus bangun dini hari untuk sahur, malamnya sembahyang tarawih dan lain sebagainya seolah Ramadhan ini sangat memberatkan. Dengan rahmat Allah, hari ini kita sudah merasakan segalanya menjadi mudah. Hati penuh dengan keindahan. Detak-detik diamnya kita terasa penuh pahala. Pada siang hari, hidup terasa lebih ringan. Ketika tiba waktu berbuka, kita seperti lupa bahwa kita telah berpuasa karena terasa begitu cepatnya. Allah telah memperpendek waktu dan mempercepat pahala. Itu semua untuk kita.
Setelah 10 hari itu berlalu, apakah hujan kasih sayang Allah itu akan berhenti? Sepertinya disela-sela manjaan kasih sayang Allah selama 10 hari itu, sebagai bahan evaluasi, kita juga harus sudah mempersiapkan sepuluh pertanyaan untuk kita atau paling tidak satu pertanyaan yang mendasar yaitu, sudahkah kita bisa mengamalkan kasih sayang kita kepada sesama sebagai pengejewantahan dari Rahmatan lil aalamiin (kasih sayang untuk semua alam)?. Mungkin jawabannya hanya akan keluar dari mereka-mereka yang telah mendapatkan rahmat (kasih sayang) Allah selama sepuluh hari ini. Walaupun sepuluh hari hujan kasih sayang sudah berhenti namun percikan-percikan air dari langkah orang yang telah mendapatkan kasih sayang itu akan penuh dengan kasih sayang kepada sesama.
Muhammad Husein Haekal menggarisbawahi bahwa selain untuk beribadah, orang puasa juga berkewajiban untuk memperkuat arti persaudaraan dan persamaan dihadapan Allah. Ini sungguh merupakan latihan rohani yang luar biasa. Semua orang, selama berpuasa sejak fajar hingga maghrib, telah melaksanakan persamaan diantara mereka sendiri. Dengan demikian, mereka merasakan adanya satu persamaan yang mengurangi rasa kelebihan mereka dalam mengecap kenikmatan rizki yang diberikan Allah kepadanya.
Karena itulah, melalui puasa, cinta kasih kita kepada sesama umat manusia akan lebih besar lagi. Akibatnya akan terjadi saling tolong menolong antara yang kuat dan yang lemah, yang kaya mengulurkan tangan kepada yang miskin baik dalam bentuk zakat, infaq maupun sedekah.
Akhirnya tentu kita tidak mau 10 hari puasa yang telah kita lewati hanya menjadi lelahnya saja, amalan ibadah kita hanya menjadi sia-sia saja. Bagi mereka yang merasa belum optimal selama 10 hari ini, perbanyaklah ber-istighfar memohon ampun kepada Allah, karena sepuluh hari pertengahan ke depan adalah hari-hari yang penuh dengan pengampunan Allah. Marilah kita berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan dengan jalan yang baik. Semoga sifat maha pengasihnya Allah bisa tercermin dalam perbuatan kita yaitu dengan saling menebar kasih sayang kepada sesama. Wallahua'lam bisshawab…
20.2.05
SURPRISE
SURPRISE
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ، فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ، إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ. سورة الكوثر 1-3.
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu sebuah sungai di syurga, maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah, sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus ( dari rahmat Allah) ”. Q.S Al Kautsar 1-3.
Suatu hari ketika Bill Clinton masih menjabat Presiden Amerika dia ingin memberikan Surprise ke Raja Hassan II maka di undangnyalah untuk berkunjung ke Amerika, sesampainya di Amerika diajaknya Raja Hassan II berkeliling naik Helikopter diatas wilayah Arizona, yang kebetulan waktu itu sedang ada latihan perang, tampaklah dari atas gumpalan-gumpalan asap mengepul serta letupan-letupan kecil granat, “saya rasa anda senang melihat pemandangan kita hari ini ” bisik Bill Clinton, Raja Hassan pun tersenyum “luar biasa.. anda ternnyata senang juga latihan perang ” katanya senang, dan pertemuan itu pun berakhir.
Dua tahun kemudian Raja Hassan ingin juga memberikan surprise ke Bill Clinton maka diundangnya ke Maroko sehari menjelang Iedul Adha, selama satu malam di istana Bill Clinton masih bertanya-tanya kecil “mana surprisenya ya.. ? ” . sampai esoknya barulah setelah Shalat ied Raja Hassan menghampirinya, “ mari kita jalan-jalan melihat maroko dari atas ” ajaknya, dan keduanya terbang keatas dengan Helikopter yang kebetulan baru di belinya dari Amerika juga, sesampainya diatas, belum lagi Raja Hassan memberikan penjelasan, Bill Clinton sudah terkagum-kagum sendiri “oh my God… asapnya tebal sekali, saya belum bisa melihat apa-apa, mungkin kita ketinggian, tolong sedikit turun kebawah” pintanya ke Raja Hassan, dan diturunkannya sedikit demi sedikit helikopter itu ke bawah, semakin bawah tampak jelaslah terlihat rumah-rumah penduduk kota Rabat, Bill Clinton semakin kagum “luar biasa…ternyata kepulan asap itu mengepul dari semua rumah, saya sangat senang…, ternyata penduduk maroko serius juga latihan perangnya, banyak tulang berserakan, darah berceceran diatap, jalan-jalan sepi, dan semua orang bersiaga didepan rumah dengan memegang senjata tajam ”, ungkap Bill sambil menepuk punggung sang Raja, “bravo..” katanya lagi. Dan Raja Hassan pun turut tersnyum simpul. Yang akhirnya keinginannya untuk menjelaskan kalau warganya sedang memperingati Hari Raya Iedul Adha pun tidak jadi melihat kegembiraan si Presiden.
Terlepas dari kebenaran kisahnya, itulah salah satu gurawan yang ada di hari raya Iedul Adha diantara masyarakat Maroko, sungguh cukup indah suasananya, mendengarkan cerita sambil menikmati Tajine babat dan Kotlet bakar, menyajikan menu Iedul adha yang sangat khas marokonya. Walaupun kisah tersebut beraroma humor tapi ketika pertama kali saya dengar dan saya hanya tersenyum sang pendongeng pun berusaha meyakinkan saya mungkin ada beberapa poin yang bisa kita petik hikmahnya. khas marokonya. Walaupun kisah tersebut beraroma humor tapi ketika pertama kali saya dengar dan saya hanya tersenyum sang pendongeng pun berusaha meyakinkan saya mungkin ada beberapa poin yang bisa kita petik hikmahnya.
Pertama, menjadikan Iedul Adha moment yang tepat untuk memberikan surprise. Sebenarnya, kalau kita mau jujur beberapa iedul adha yang telah kita lewati suasannanya tidak pernah berubah, kita belum pernah menerima surprise dari orang lain bahkan kita sendiri belum juga memberikannya kepada orang lain, dan terkesan perayaan tahun baru lebih meriah dengan banyak dorprisenya dibanding gereget Iedul Adha.
Penyembelihan hewan kurban belum bisa disebut surprise bagi sosial maroko karena setiap rumah biasa menyembelih, di Indonesia pembagian daging kurban belum bisa disebut surprise, 2,5 ons belum bisa membahagiakan duafa, ironis memang kalau disandingkan dengan nama idul khabir atau Raya yang paling besarnya umat Islam, padahal dalam sejarah yang dikisahkan Al Qur’an, Allah pun memberikan surprise kepada Nabi Ibrahim a.s dengan diperintahkan untuk menyembelih anaknya dan langsung turun dorprisenya yaitu seekor domba waktu itu.
Kedua, mencoba melihat moment Ied Adha dari sudut pandang yang lain, kalau boleh dikatakan suatu keberhsilan cerita raja Hassan tersebut terletak pada keberhasilannya mengambil sudut pandang yang beda terhadap suatu moment dan itu surprise buat Bill Clinton. Seorang suami sepulangnya dari shalat ied menjulurkan tangan memohon maaf itu mungkin biasa, tapi kalau setibanya dirumah dengan memegang seikat bunga dan penuh romantis berkata “ honey… kuantarkan maafku untukmu, dan kalau pun ada yang lebih dari maaf tentu telah aku berikan padamu ”, itu baru surprise, apalagi kalau ada kado liontinnya. Seorang muslim yang sebelum Ied adha susah bergabung di mesjid setelah ied menjadi rajin ke mesjid itu surprise, dan siapapun yang ada di mesjid menjadi senang. Seorang pembaca sebelum Ied hanya mengantongi bulletin tapi setelah Ied rajin membacanya dan datang kesekertariat dengan membawa satu unit computer itu juga surprise…
Ketiga, memberikan surprise sesuai kemampuan saja, tidak perlu dipaksakan dan tidak terlalu berlebihan. Secara budaya bolehlah dikatakan penyembelihan kurban di maroko setiap tahunnya hampir ada disetiap rumah, bagi yang mampu mungkin itu biasa saja, tapi bagi yang berkategori kurang mampu itu baru surprise dan cerita mendapatkannya penuh dengan surprise pula, ada yang mendapatkan domba dari undian minyak goreng Leousra dan ada yang mendapatkannya dari kupon berhadiah dalam kotak deterjen Tide dan ada juga yang mendapatkannya dengan penuh peluh siang dan malam. hampir ada disetiap rumah, bagi yang mampu mungkin itu biasa saja, tapi bagi yang berkategori kurang mampu itu baru surprise dan cerita mendapatkannya penuh dengan surprise pula, ada yang mendapatkan domba dari undian minyak goreng Leousra dan ada yang mendapatkannya dari kupon berhadiah dalam kotak deterjen Tide dan ada juga yang mendapatkannya dengan penuh peluh siang dan malam.
Ada kisah seorang penjaga gerbang sekolah setiap mendekati iedul adha berubah propesi menjadi pedagang barang second hand dan dia jujur kalau barangnya itu bekas dia yang pakai, sungguh menjadi berita surprise ditelinga kalau menjual seisi rumah hanya untuk membeli hewan kurban. ada yang lebih surprise lagi, dua tahun yang lalu teman sekampus barangnya itu bekas dia yang pakai, sungguh menjadi berita surprise ditelinga kalau menjual seisi rumah hanya untuk membeli hewan kurban. ada yang lebih surprise lagi, dua tahun yang lalu teman sekampus saya meninggal 5 hari menjelang iedul adha ada yang merampok dijalan sepulang dari kampus dan konon kabarnya sang perampok tertangkap saat tawar-menawar hendak membeli hewan kurban. Luar biasa, ternyata dibalik penumpahan darah teman tadi ada niat untuk menumpahkan darah hewan kurban.
Sahdan, tiada gading yang tak retak, karena seorang hero pun manusia pasti pernah bersalah, dan jalan untuk mencapai kebaikan masih penuh dengan jurang cobaan, seorang muslim ingin mempersembahkan hewan kurban rela berbuat nista, atau lebih akrab lagi seorang ayah yang dengan niat baik ingin membahagiakan keluarga dan mengsurprise anak-istri rela menilap uang di tempat kerja, atau dengan kata lain seorang pelajar hanya karena ingin lulus dengan nilai yang besar rela menyontek, dan lain sebagainya yang bukan sebuah penomena yang asing lagi bagi kita, dan kebanyakan orang sudah bisa memaklumi, tapi tidak untuk yang diatas, wallahu’alam karena Dialah yang Maha pemberi surprise, dan dialah yang Maha Tahu apa yang telah kita niatkan.
Terakhir, lewat moment Iedul adha marilah kita mengsurprise diri kita masing-masing dengan bertaubat dan melangkah kejalan yang lebih baik juga mengsurprise Tuhan dengan meningkatkan ketaatan kita yang lebih baik dan berkurban dengan nama Tuhan dari jalan yang baik, insyaAllah kita akan tergolong umat Rasulullah yang mendapatkan surprise di sorga nanti seperti yang telah diberikannya dalam Surat Al Kautsar. Amien. Wawllahualam bishawab.
28.1.03
Lailatul Qodar
Pada malam itu langit terbelah, pintu-pintu Sorga turut terbuka menaburkan bunga-bunga berkah , seisi Bumi hening, pepohonan terdiam, hewan - hewan lelap dan tetesan air pun membeku, seolah semua turut merasakan getaran datangnya ribuan Malaikat yang turun dari belahan langit itu dibawah pimpinan Malaikat Sayid Al-Qodr membawakan beribu magfirah untuk hamba Allah manusia-manusia shaleh yang masih terjaga menghidupkan malam itu sampai pajar jelang mekar membawa kehidupan baru.
Itulah malam seribu malam, malam puncaknya peribadahan, dimana tamatnya bacaan Al-Quran iman Masjid dan momen besar bagi orang kaya untuk bersedekah, malam yang telah dinanti selama 26 hari di bulan Ramadhan oleh Sebagian besar Muslimin Marokko dengan berkilo-kilo Shoufouf ,berliter-liter Harira dan bergunung-gunung Kus kus yang kesemuanya itu sengaja didatangkan membanjiri Mesjid, "tidak ada alasan untuk tidak berbahagia dimalam itu selama kita ada dirumah Allah", begitulah sekirannya perinsip sebagian dari mereka, "jangankan berkah dari langit dari bumi pun melimpah-ruah" sebagian lain menimpali sembari memeluk dan menyalami sahabatnya "mabrouuuk akhi..mabrouk awasir" dan dijawab temannya "baraka Allahu fiek", begitulah adegan itu tidak hentinya selama 12 jam malam itu diantara hiruk pikuk kegiatan ibadah lainnya, ada yang shalat, ada yang dzikir ,ada yang membaca Al-Quran, dan ada juga yang tiduran, bergurau dan der i'tikap menyendiri.
Dimalam itu, sebenarnya saya juga ingin seperti yang lain pergi kemesjid menghidupkan malan, namun disebabkan kondisi Fisik yang tidak memungkinkan - maklum sudah seminggu ini belum mandi, musim dingin menjadikan saya malas untuk menyentuh air, badan sudah lumayan wangi ditambah dengan ketombe dirambut yang makin lebat, tidak mungkin-lah saya garuk kepala terus di mesjid, aling-aling nanti ada yang bersin lagi - akhirnya saya memutuskan untuk dirumah saja bersama kawan-kawan yang kebetulan tidak pergi kemesjid juga, entahlah alasan ketidak pergiannya meraka kemesjid saya tidak tahu, yang pasti saya perhatikan, mereka asik-asik saja nonton siaran langsun peringatan lailatul qodarnya Raja Muhamed VI di mesjid Hassan II yang disiarkan langsung RTM.
Bising dilantai kedua rumah -rumahnya tuan rumah kita ngekos- belum juga reda, Dzahra anak bungsu tuan rumah itu masih menangis sejak maghrib tadi, tidak seperti biasanya dzahra menagis selama itu, padahal selepas shalat ashar tadi saya lihat di pintu rumah sangat gembira sekali, sambil memutar - mutarkan badan memamerkan baju barunya ia tersenyum manja, senang juga saya melihatnya walau sedikit merasa aneh dengan dandanan anak itu, unik memang, anak yang baru berumur 3 tahunan itu didandani seperti seorang mempelai wanita, entah bagaimana triknya, tato "hanna" yang bermotif bunga itu bisa begitu rapih terjaga di tangan dan kakinya, padahal untuk menjadikannya kering membutuhkan konsentrasi dan kehati-hatian yang tidak sedikit.
akhirnya saya goda juga dia, "wow.. dzahra cantik sekali hari ini, mau kemana?" tanyaku iseng, " aku mau menjemput Malaikat " jawabnya terbata-bata, " lho mau menjemput malaikat dimana?" saya coba sambung lagi, " dilabo photo, disana dzahra mau naik kuda dan tandu pengantin lalu diphoto", jawabnya panjang , sebuah jawaban yang hanya membuahkan senyumanku saja , "oyaa....adaaa aja..kamu." kataku sambil mencolek pipinya, belum sempat saya tanya lagi, kakaknya datang mengajaknya pergi, dia pun tersenyum kearahku sambil melambaikan tangan.. " ovier..." sapanya lirih.
jelang pukul sembilan malam dzahra mulai reda, mungkin sudah capek menangis, kasihan juga kalau saya bayangkan, begitu cepat dia menukar kebahagiaan menjadi kesedihan yang sepertinya sangat sedih, tapi mungkin itulah dunia anak -anak, seperti kita dulu masa kecil, biasanya di hari- hari besar seperti ini bahagianya minta ampun tapi kadang sedihnya juga tidak kurang, sedang asiknya saya kejar - kejaran sama anak tetangga tiba-tiba "Dor" nabrak pintu misalnya, tentu nagis dong..., sebaris senyum kecilkupun mengakhiri ingatanku akan masa kecil dulu. walau semuanya itu tidak bisa menjawab "mengapa dzahra menangis?"karena dia tidak main dengan anak tetangga sore tadi, justru dia pergi dengan kakaknya "menjemput malaikat" (seperti yang diangankannya tadi) di labo photo, "atau...? jangan-jangan dia betul - betul melihat malaikat sore tadi, bisa jadi.. dia kan masih kecil, mungkin doanya di kabulkan tuhan" pikirku mengada-ada, "atau...? mungkin keinginannya itu tidak tercapai , biasa memang kita, dimoment - moment besar suka cepat sekali melupakan orang lain, berat rasannya untuk ikut mengantri, atau ikut pelaturan orang, yang penting kita bayar, urusan orang sabodooo, esok juga bisa, dan sepertinya dzahra jadi korban hari ini.
"EH.." tepuk salah satu temanku mengagetkan lamunanku, "kita kemesjid saja yuk!, laper neeh, disana kan bisa makan "ajaknya dengan penuh semangat, tapi dikarenakan memang dari tadi juga saya males untuk pergi, ajakannya itu saya tolak juga, soal makan kus-kus bukannya dua jam yang lalu juga kita buka puasa dengan makan kus-kus dari tuan rumah. "enggak deeh, lain kali saja" jawabku sambil melangkah untuk mengambil Al-Quran di atas TV, dan selang kawanku keluar, akupun meneruskan tadarusku yang masih tersisa 1 setengah dzuj lagi ke tamat diatas ranjang tidurku.
Malam terus bergulir kisah ini pun bersambung ...
Subscribe to:
Posts (Atom)