kalaulah martin luther king Jr lahir dan dibesarkan di marokko saya tidak yakin dia dapat tertidur pulas, mimpi demi mimpi akan dirajut dengan bangun terjaga, sesekali dia mendengus "astagfirulah....i still have a dream, that even though we must face the difficulties of to day and tomorrow".
sambil membetulkan selimutnya, diusapnya peluh di wajah, usapan hari dan malam yang telah berlalu, usapan deru embun dan detak detik yang tidak pernah berhenti, "ukh...berlalukah, aku selalu hari dan malam? atau telah berlarikah aku, selari embun turun didetaknya detik? atau...dan atau....entah berapa atau yang telah ia pertanyakan, seakan cek dan ricek tidaklah milik organisasi orang, tetapi sebagai orang dia telah mengamalkannya walau dari bawah selimut sekalipun.
tidur diharap kantuk tidak kunjung datang,berteman sepi pikirannya melayang, dia ingat adiknya yang di SD belum bisa terbelikan sepatu, diingat ayahnya "ayah sudah tua sepantasnya dia pension atau mengundurkan diri dari ketua RT "selintas senyum sang ibu terbayang,senyum yang tak pernah hilang dari dalam kios kecilnya, terbentanglah melintang Desa nun asri, tempat penduduk berkebun pisang yang kini sebagian mulai gosong, "rakyat kecil kini mulai memuja api, jangankan sarana ibadah, satu-satunya tempat mencari nafkah sekalipun kini telah jadi abu......", ditariknya nafas dalam-dalam"....ukh...air apa yang harus aku bawa???", sejenak dia berhenti, nasihat sang datuk seakan mengakhiri lamunannya,...." martin, jika kita tidak mempercayai mimpi bisa nyata, selamanya kita tidak akan mendapatkannya, dan orang-orang tidak akan tahu bahwa kita pernah ingin memimpikannya....".
Bertahunlah sudah kini martin di marokko, dengan gaya yang khas ditampiknya beraneka paham, rasisme, seniorisme, juniorisme, sowanisme, perhitung- anisme dan esekesekisme... "kunooo..." dan dengan bangga dia bercerita tentang mimpi-mimpinya, "i say to U my friends, i still have a dream, that one day our organization will ris up and live out the true meaning of creed, we hold these truths to be self-evident. that all men are created equal."
I have a dream, suatu hari aku diwisuda dengan bangga kuais Ijazah, 1000 senyum langkahkan kaki memasuki dunia baru, dunia dimana oleh-oleh tidak hanya sepasang sepatu apalagi sejerigen air, tapi waktu, dan waktulah yang membuat adiku tersenyum bangga dan pisang kan kembali tumbuh.
I have a dream, suatu hari aku dan temen-temen diminta, dengan tidak meminta, untuk mengabdi di departemen angin terbang tempat omku kerja,setelah lulus test penyaringan yang membuatku beda,bahwa kemampuan tidaklah untuk mencari, tapi ternyata dicari olehku dan juga orang,sungguh bahagia.
I have a dream, suatu hari aku melihat semua orang dengan tenang dari bermacam-macam keberadaan, sama-sama bertawaf di depan ka'bah, seraya meneteskan air mata,dan kulihat diantara mereka kepala desaku yng sedang khusu berdo'a "ya allah aku ingin berkunjung lagi kerumahmu, setelah semua anggouta desaku kebagian berkunjung kesini", entah apa maksudnya, yang jelas tanpa bawa kurma dan air sebagai oleh-oleh pun,sambutan sepulangnya penuh dengan haru dari warga, karena semua tahu keberangkatannya direstui dan dia pun terpilih kembali.
I have a dream, suatu hari aku melihat sekelompok orang membuka super market dan mendistributori barang dengan prinsip berdagang sambil beramal dan belanja sambil beramal, sehingga tidaklah terjadi hegemoni "jangankan pembeli yang tidak mampu beli, penjualnya sendiri pun tidak mampu beli".
I have a dream, suatu hari kulihat segumpal awan terbang diatas nusantara dan dengan angin dia berpencar, tapi dengan air dia bersatu kembali menetes dan berbaur dengan segala air yang tidak pernah bertanya dari mana sukunya air itu.
entahlah, saya bukan ahli ramal, yang jelas sayang sekali untuk mengakhiri tahun ini martin sering BEGADANG, seakan dia lupa akan mimpi-mimpinya, seakan dia lupa akan indahnya cek dan ricek dibawah selimut, atau mungkin martin punya dunia baru, yang dibegadangnya ada tangisan hari dan malam atau rindu embu di detak detik, yang jelas surat terbaru dari kampung mengisaratkannya"....martin... ibu sangat merindukan kamu tidur pulas dikamarmu, bukannya kamu tahu menginap itu waktunya ada batas, cepatlah bangun.... mentari sudah sore, sudah sembahyang dzuhur dan ashar belom..... pulanglah...adikmu sudah bisa beli sepatu sendiri dan kebun pisang telah jadi pabrik keripik yang pisangnya diimpor dari desa sebelah." zazakumullah khair,
kenitra,25 desember 2002
(obat sepi buat saudaraku BAYU +kawan-2di CUI rabat)
sambil membetulkan selimutnya, diusapnya peluh di wajah, usapan hari dan malam yang telah berlalu, usapan deru embun dan detak detik yang tidak pernah berhenti, "ukh...berlalukah, aku selalu hari dan malam? atau telah berlarikah aku, selari embun turun didetaknya detik? atau...dan atau....entah berapa atau yang telah ia pertanyakan, seakan cek dan ricek tidaklah milik organisasi orang, tetapi sebagai orang dia telah mengamalkannya walau dari bawah selimut sekalipun.
tidur diharap kantuk tidak kunjung datang,berteman sepi pikirannya melayang, dia ingat adiknya yang di SD belum bisa terbelikan sepatu, diingat ayahnya "ayah sudah tua sepantasnya dia pension atau mengundurkan diri dari ketua RT "selintas senyum sang ibu terbayang,senyum yang tak pernah hilang dari dalam kios kecilnya, terbentanglah melintang Desa nun asri, tempat penduduk berkebun pisang yang kini sebagian mulai gosong, "rakyat kecil kini mulai memuja api, jangankan sarana ibadah, satu-satunya tempat mencari nafkah sekalipun kini telah jadi abu......", ditariknya nafas dalam-dalam"....ukh...air apa yang harus aku bawa???", sejenak dia berhenti, nasihat sang datuk seakan mengakhiri lamunannya,...." martin, jika kita tidak mempercayai mimpi bisa nyata, selamanya kita tidak akan mendapatkannya, dan orang-orang tidak akan tahu bahwa kita pernah ingin memimpikannya....".
Bertahunlah sudah kini martin di marokko, dengan gaya yang khas ditampiknya beraneka paham, rasisme, seniorisme, juniorisme, sowanisme, perhitung- anisme dan esekesekisme... "kunooo..." dan dengan bangga dia bercerita tentang mimpi-mimpinya, "i say to U my friends, i still have a dream, that one day our organization will ris up and live out the true meaning of creed, we hold these truths to be self-evident. that all men are created equal."
I have a dream, suatu hari aku diwisuda dengan bangga kuais Ijazah, 1000 senyum langkahkan kaki memasuki dunia baru, dunia dimana oleh-oleh tidak hanya sepasang sepatu apalagi sejerigen air, tapi waktu, dan waktulah yang membuat adiku tersenyum bangga dan pisang kan kembali tumbuh.
I have a dream, suatu hari aku dan temen-temen diminta, dengan tidak meminta, untuk mengabdi di departemen angin terbang tempat omku kerja,setelah lulus test penyaringan yang membuatku beda,bahwa kemampuan tidaklah untuk mencari, tapi ternyata dicari olehku dan juga orang,sungguh bahagia.
I have a dream, suatu hari aku melihat semua orang dengan tenang dari bermacam-macam keberadaan, sama-sama bertawaf di depan ka'bah, seraya meneteskan air mata,dan kulihat diantara mereka kepala desaku yng sedang khusu berdo'a "ya allah aku ingin berkunjung lagi kerumahmu, setelah semua anggouta desaku kebagian berkunjung kesini", entah apa maksudnya, yang jelas tanpa bawa kurma dan air sebagai oleh-oleh pun,sambutan sepulangnya penuh dengan haru dari warga, karena semua tahu keberangkatannya direstui dan dia pun terpilih kembali.
I have a dream, suatu hari aku melihat sekelompok orang membuka super market dan mendistributori barang dengan prinsip berdagang sambil beramal dan belanja sambil beramal, sehingga tidaklah terjadi hegemoni "jangankan pembeli yang tidak mampu beli, penjualnya sendiri pun tidak mampu beli".
I have a dream, suatu hari kulihat segumpal awan terbang diatas nusantara dan dengan angin dia berpencar, tapi dengan air dia bersatu kembali menetes dan berbaur dengan segala air yang tidak pernah bertanya dari mana sukunya air itu.
entahlah, saya bukan ahli ramal, yang jelas sayang sekali untuk mengakhiri tahun ini martin sering BEGADANG, seakan dia lupa akan mimpi-mimpinya, seakan dia lupa akan indahnya cek dan ricek dibawah selimut, atau mungkin martin punya dunia baru, yang dibegadangnya ada tangisan hari dan malam atau rindu embu di detak detik, yang jelas surat terbaru dari kampung mengisaratkannya"....martin... ibu sangat merindukan kamu tidur pulas dikamarmu, bukannya kamu tahu menginap itu waktunya ada batas, cepatlah bangun.... mentari sudah sore, sudah sembahyang dzuhur dan ashar belom..... pulanglah...adikmu sudah bisa beli sepatu sendiri dan kebun pisang telah jadi pabrik keripik yang pisangnya diimpor dari desa sebelah." zazakumullah khair,
kenitra,25 desember 2002
(obat sepi buat saudaraku BAYU +kawan-2di CUI rabat)
No comments:
Post a Comment