10.8.04

Sepucuk surat buat Nora



Apa kabar kamu disana ?

Kalau tidak, banyak-banyaklah beli sapu sekarang, musim sudah mulai Panas, hujan sedikit turun, debu dan kerikil mulai terbang, cepat bersihkan sebelum menumpuk atau belilah AC dan kipas angin.. supaya sedikit bernafas legaaaaaaaa, lalu Rileks sejenak sembari merenungkan…alangkah panasnya matahari hari ini, lalu bandingkan dengan panasnya matahati esok… esok hari, ketika hatimu menemukan matahari sudah berganti…

STOP !! aku tidak paham, apa itu maksudnya matahari akan berganti
Yang pasti kita masih bisa bersyukur hari ini, tengkyu tuhan… engkau telah ciptakan angin dan angan, yang sedikitnya masih bisa menyisakan aku tentang sebuah harapan,
Apa ! ha-ra-pa-n ?

Yup…harapan adalah komposisi huruf mati yang berselang hurup hidup yang sama « yaitu « A » dalam artian nilai sebuah peluang adalah 50/50, antara hidup dan mati, antara untung dan rugi, antara bertambah dan berkurang… de-el-el.. dech, selebihnya bisa kamu tanyakan sendiri sama om Zero sum Game.

Alkisah menceritakan, suatu hari Sultan Abu Jamil II menanyai aku tentang abdullah ibnu saba…. Yaaa yang lain dong, terus terang kalau orang yang satu ini aku emang belom kenal, pernah seeh dengar kabar angin tentangnya, tapi aku enggak berani nebak sejarah, sejarah bukan untuk dikira-kira apalagi direka, namun ketika kita dihadapkan pada seseorang setingkat Sultan, jangankan untuk menolak menjawab, menghampiri saja sudah gemeteran, senjata pamungkasku hanya pura-pura lupa aja aaaa… aaaa… aku berlagak sok lupa, padahal emang enggak tahu..

Oke… oke, sultan abu jamil II stylenya seperti mau nanya yang lain.. dan benar dia ganti pertanyaan.. sekarang kamu tahu, dengan apa Khalifah Utsman bin Affan difitnah ? Ya ampuuuun, yang satu ini juga aku enggak tahu lagi.. “hey.. kamu paham pertanyaan saya ?” “yup…” jawabku dengan anggukan ragu, “okey jawablah… kamu bisa bahasa inggris? Coba pake inggris…” sultan terus mendesakku…”kemon men…” lagaknya so keren, dan aku makin keringatan dingin saja dibuatnya.

Tapi alhamdulillah tidak lama dari itu HP sultan bunyi berdering “ tiiing,,,” wah ringtonenya lagu ahsas gamilnya Elisa lagi, dan Sultan pun permisi sejenak untuk menjawab telpon, nah kesempatan itulah yang saya pergunakan untuk mencari jawaban dari pertanyaan sultan tadi dengan mendiskusikannya dengan teman teman sebangku, dan akhirnya setibanya Sultan didepanku akupun bisa menjawab pertanyaannya tadi, “ nah gitu dong… makanya kalau lupa jangan kelamaan…” sindir sang Sultan sambil senyum tipis “kamu saya nyatakan lulus” tunjuknya dengan pasti.

Wakakakakakak…. Saya keluar dari ruangan itu dengan hati tertawa dan mencari jawaban, siapa gerangan yang menelpon sultan sore itu? Sungguh dialah yang telah menyelamatkanku. Memang pertolongan Tuhan itu tanpa kita tahu dan sepatutnya kita bersyukur kepadanya dengan tidak mengenal waktu juga. Dan semoga Nora mengerti…
Couuuu…..

1 comment:

Anonymous said...

wakakakakak...

gw tahu kalau lo enggak bisa Ujian Lisan ya? ngaku aja deh, jangan pura pura nasehatin si Nuroh...