28.10.04

"BOYZ SUCKS"

"BOYZ SUCKS"
"Saya baru tahu kalau kondom itu aneka rasa, ada rasa stwobery, lemon,orange,durian dan rasa lainnya" celetuk temen kita Suhartono setelah menonton film 30 hari mencari cinta di sekertariat PPi dua minggu lalu, disinilah keunggulan film yang ber-genre komedi romantis itu begitu kaya akan idiom-idiom konyol keseharian ABG, walau sedikit banyak hanya mengumbar sifat ketololan tokoh laki-lakinya saja, Bono dengan lugu menyamakan inner beauty itu dengan pemilik salon, Bryan yang kukuh dengan idiologi kangker Prostatnya, Gery dengan prodak My waynya dan banyak lagi yang niscaya kita sebagai laki-laki pun akan turut menertawakannya.

film ini bercerita tentang tiga gadis (keke,gwen dan olin) yang bersahabat cukup lama namun hari-harinya dilewatkan tanpa seorang kekasih, Menyadari ada sisi yang kosong dan kurang lengkap dalam kediriannya dengan dibantu seorang karib (Bono) , mereka berusaha mendapatkan pasangan hati. Guna membuat pencarian menjadi lebih hidup, mereka bertiga bertaruh menarget waktu selama 30 hari untuk menemukan sang pacar. Sebagai ganjarannya, barang siapa yang benar-benar dapat menemukan pasangan hatinya, ia berhak menjadi "ratu" di rumah; sementara yang kalah, mesti senantiasa membenahi rumah dengan berbagai pernik persoalannya.

Berbeda dengan film cinta pendahulunya ( a2dc, untukmu dll), 30 hari mencari cinta lebih kaya akan nuansa cerita dari cintanya, disini kita dapat melihat adanya keritik terhadap sosial (khususnya ABG) , pendidikan sexs, dan nilai - nilai kehidupan yang dapat diperoleh dari maknanya cinta dan persahabatan. cinta bukan lagi suatu yang sakral dan perlu dipuja, cinta bukan lagi alasan untuk seks bebas pra nikah, karena cinta seperti batu permata didasar lautan, tanpa kamu cari pun ia akan mengilaukan biasan cahanya, dan ketika sampai pada waktunya nanti ombak -ombak takdir akan menghadirkannya untukmu.

Kelemahan Film ini sama seperti kebanyakan film baru kita, keganjilan dalam sekenario, dengan hanya menjual kisah mimpi segolongan kecil masyarakat urban yang tidak jelas dari mana sumber rupiahnya untuk berhura-hura. kalender bulan oktober yang diawal film 31 hari itu disulap menjadi 30 hari di akhir film. pemahaman matang soal sexs sebelum paham pacaran itu kan bohong. dan bertolaknya persepsi mempunyai seorang kekasih, adalah sama buruknya dengan tidak mempunyai kekasih. Atau dengan kata lain, ada atau tidak ada seorang kekasih, kehidupan tetap berjalan dengan biasa-biasa saja ( nothing special), padahal sebulan di film itu bagai neraka bagi mereka. mungkin yang ganjil inilah kira-kira pesan dari film 30 Hari Mencari Cinta ini sampai-sampai akhir ceritanya pun antara sad dan happy ending seolah logika penonton memang telah ternomer duakan.

Entah mengapa Gwen menuliskan "BOYZ SUCKS" dalam diarynya setelah gagal dalam berharap, dan BeTe dengan hanya menantikan datangnya kekasih, seolah film ini ingin menandai kalau tipe laki-laki sekarang itu cenderung ingin dicari perempun " Mr Misterius", terbukti dengan disusunya shot pershot tipe-tipe cowok idaman wanita seperti ; cool, tegas, romantis, tidak manja, berani mengungkapkan cinta, bersih, tidak membosankan, dewasa dan jujur. kalau ada benarnya mungkin disinilah salah satu rahasia kemenangan Bapak SBY dari Ibu Mega di Pilpres kemarin, karena suara kaum ibu beralih ke Bapak SBY yang berimage memenuhi tipe tadi. benarkah? atau ,do not - don't care kali.
resensi dari film 30 hari mencari cinta.

No comments: