8.1.03

Main Shampoo dan berakhirnya Tahun Cinta

Main Shampoo dan berakhirnya Tahun Cinta

Dipenghujung sebuah tahun, ketika perjanjian perdamaian antara Palestina-Israel ditanda tangani, sekaligus ditandai bersalamannya sang presiden dan perdana mentri di layar kaca, telah membuat sepasang mata ikut berkaca-kaca, membesitkan kilauan rona pengharapan baru, "semogaa...tahun baru ini menjadi tahun cinta, tahun yang penuh kasih sayang, awal dari berakhirnya penindasan dan akhir dari berawalnya pembunuhan yang tidak pernah tahu di semoga, o....sayangilah aku, sayangilah semua orang palestin, aku ingin mencinta dan dicinta layaknya ABG di negara lain..."ehm...gumamnya.

tersebutlah memang Aminah muna yang kini telah menginjak usia dewasa (baca ABG), sudah selayaknyalah dia beli shampoo atau kosmetik lainnya, walau pidato awal tahun sang presiden tidak berkoar-koar tentang cinta dan kasih sayang, layaknya maskot tahun 2002, tetapi bagi aminah cinta bukanlah sekedar kata-kata, cinta tidak hanya ada di podium awal tahun. lalu, baginya cinta adalah bagaimana dia bisa merasa aman dan tentram pergi kemarket hanya sekedar untuk beli shampoo, kemudian pulang dengan aman juga dan langsung memakainya dengan aman juga dirumah, sambil menunggu sore dia pamerkan rambut seindah sunsilk nongkrong nunggu digoda co-co palestin, dengan penuh riang dan tawa, canda pun dia tawar, "ketombe....siapa takut!!, tank baja...enggak ada layau..!!.

sungguh sebuah harapan sesederhana shampoo tapi seistimewa tank, dengan sebuah kata "biarlah rambutku berketombe asal kampungku terbebas dari tank, toh kalo tank lenyap ketombeku pun akan ikut punah, dengan tidak untuk sebaliknya. setidaknya begitulah harapan kecilnya "shampoo bukanlah barang langka bagiku, tapi semenjak usiaku 6 tahun sudah tidak terhitung jumlahnya toko shampo musnah oleh tank tak terkecuali pemiliknya, bahkan pemakai shampoo sekalipun ikut jadi korban tank, padahal secara shampoo manianya sopir tank sekalipun bisa terjangkiti ketombe hingga membutuhkan 2 kali sehari shampoo.

jeda cinta diawal tahun, sebuah kesempatan yang tidak hanya diisi dengan memborong shampoo, tapi iseng-iseng aminah pergi ke cyber, dirambahnya dunia internet, dunia dimana jarak antara Ramallah dan telaviv hanya sedekat kliknya mouse, bahkan sampai pulau sebesar sipadan dan ligitan sekalipun bisa ia temukan, tidak usahlah kini ia repot-repot cari shampoo di Ramallah yang belum sembuh dari tank, kini sekali klik seach shampoo, sudah bisa mendapatkan shampo dari washington sekalipun, hanya dengan menunggu beberapa hari pesan, mudah...cepat...tinggal tunggu dirumah, tapi justeru disinilah jiwa palestinnya diuji, aminah memang bukan orang sipadan dan ligitan yang setelah pakai shampoo kemasannya dibuang sembarangan, jiwa solideritas aminah telah tertanam, baginya cinta tidak sekedar cari shampoo, belinya juga cinta, apalagi terjangkau layaknya harga koprasi ppi, pakainya juga cinta dengannyalah orang tidak ngegrutu urusin ketombenya, bahkan buang kemasan kosong pada tempatnya juga cinta, sehingga tidak ada kesan ada pulau banyak sampahnya diakui oleh tetangga hanya karena asas efektifitas merekalah yang ngebersihin sampahnya.

syahdan, ketika sebuah shampo bisa mempertahankan batas harga suatu negara, aminah terus melaju dengan permainannya, suatu ketika dia chat disanalah dia kenal ofier pemuda israel beragama yahudi, semakin hari hubungannya semakin jauh, layaknya para chater lainnya, aminah pun memainkan gaya boongan chat, diakuinya dia bernama saly beragama yahudi asal marokko yang sedang kerja jadi wartawan di palestin, ibarat gayung bersambut ofier pun percaya dan diadakanlah sebuah perjanjian bahwa mereka akan bertemu di kota kuds tertanggal 17 januari.

kliknya mouse tidaklah sedekat ramallah-kuds dialam nyata, untuk pergi kesana dihubunginyalah temen deketnya, Hasan Qodi yang secara keanggotaan adalah aktifis gerakan al-fath, tanpa pikir panjang berangkatlah aminah dengan mobilnya hasan, sesampai di kuds ternyata ofier telah menunggu dengan mobilnya, dengan tanpa sepengetahuan aminah ternyata hasan membawa sepucuk senjata, dan...dor ofierpun tersungkur mati, dengan tanpa beban akhirnya aminah pulang dengan bis menuju ramallah, dan hasan pergi membawa mayat ofier di bagasinya.

sejenak setelah mandi sore dengan tidak lupa keramas ria, tanpa dia duga nama dia tersebut dalam liputan enam sore sebagai buron, diberitakan bahwa ternyata hasan ketika membawa mayat itu, darahnya berceceran, sehingga terpaksa menguburkan mayatnya dipinggir jalan, kebetulan berpapasan dengan polisi palestin, dengan tanpa napas sejenak pun hasan lari melarikan diri, dalam kejaran polisi, tapi sesampainya dia dirumahnya, yang hanya beda gang dengan sang presiden, hasan meledakan diri beserta seisi rumah, tamatlah riwayat hasan...kini tinggal aminah yang terpaku berhanduk memegang botol shampo, dengan pandangan penuh kaca-kaca, "aku akan tinggal disini, biarlah polisi menjemputku"...

dan inilah harapan tahun baru aminah yang pertama terwujud, bahwa polisi menjemputnya didepan pintu, yang mengantarkannya kedunia balik jeruji, "jangankan shampoo yang kucari tahun pun akan aku akhiri", "memang kalaulah kebahagiaan itu semudah meniup gelembung shampoo, tentu hanya akan ada satu gelembung saja yang indah, tetapi plups...kenistaan datang secepat gelembung itu pecah, "baginya tidaklah kita terlalu keasikan meniup gelembung shampoo selagi kita tahu bahwa keindahan itu ada selama gelembung itu bertahan, dan aminah telah membuktikannya.

setahun sudah aminah kini dibalik jeruji, dengan mengakhiri tahun 2002, aminah menulis sepucuk surat buat ibunda ofier, "kini tahun cinta telah berakhir, pertama saya ucapkan selamat hari ibu, semoga ibu selalu sukses, amien", lebih lanjutnya "saya memang kawan deket ofier, sejenak menjelang dia pergi kami sempat bercanda, tertawa sambil menikmati nasi goreng, yang pernah dilombakan pada hari ibu, memang nasgor kesukaan ofier, dan saya pun seneng melihatnya, tapi sayang saya tidak tahu kalau ofir akan pergi ditangan sahabat saya juga, saat ini ibu dan beribu ibu palestina ada dalam lubang yang sama, ada dalam perasaan duka yang sama, aku tahu ibu bersedih dengan perginya putra ibu, begitu juga ibuku, hentikanlah pembunuhan, hentikanlah perampasan hak para sipil, dihati ibulah aku mengetuk, untuk kebehagiaan anakmu, juga anak-anak palestina yang telah pergi kealam baka, ".salam dari aminah buat dunia dan buat mereka yang membaca.

kenitra, 8 januari 2003.
catatan, nama, tempat dan tragedi adalah asli, disadur dan ditambah-tambahin dari majalah as-sayidati edisi januari 2002.

1 comment:

Anonymous said...
This comment has been removed by a blog administrator.